Press "Enter" to skip to content
dok. geralt/pixabay

Skandal Data Facebook, Zuckerberg Beberkan Langkah Mengatasi

Setelah membisu sekian hari, pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, akhirnya unjuk bicara skandal kebocoran data pengguna Facebook saat kampanye pilpres Donald Trump. Saat itu perusahaan Cambridge Analytica diduga secara ilegal menggunakan data yang 50 juta pengguna Facebook.

“Kami bertanggung jawab melindungi data Anda, dan bila kami tidak bisa, maka kami tidak layak melayani Anda,” kata Zuckerberd dalam postingan di laman Facebook-nya sendiri. “Saya sudah mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana caranya memastikan hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.”

Dilansir dari Time.com, Facebook berencana menginvestigasi seluruh aplikasi yang memiliki akses ke data pengguna, sebelum penerapan perubahan privasi pada 2014. Aplikasi yang tak mau diaudit akan diblokir dan Facebook akan memperingatkan pengguna kemungkinan penyalahgunaan data mereka oleh aplikasi itu.

Facebook juga berencana membatasi data yang diakses aplikasi pihak ketiga dan menghapus akses data ke aplikasi yang tidak digunakan oleh pengguna selama tiga bulan.

Terakhir, Facebook akan menambahkan satu tool untuk membantu pengguna memahami informasi apa yang diakses oleh aplikasi dan disediakan cara yang mudah untuk menghentikan akses itu.

Masalah privasi pada Facebook ini terjadi setelah tersingkapnya sebuah aplikasi bernama thisisyourdigitallife yang diciptakan oleh peneliti Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan. Dia membagi informasi yang didapatkannya kepada Cambridge Analytica, sebuah perusahaan riset yang disebut membantu Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS.

Apa yang dilakukan Kogan dan Cambridge Analytica telah melanggar aturan privasi Facebook. Aplikasi thisisyourdigitallife telah diunduh oleh sekitar 300 ribu orang setelah diciptakan pada 2013. Cambridge Analytica memakai aplikasi Kogan untuk menggali data dari 50 juta user, sebab aplikasi ini ternyata tidak hanya menggali data user yang mengunduhnya, tapi juga data friend list si user yang mengunduh aplikasi itu.

Anggota legislatif Amerika Serikat telah meminta Zuckerberg memberikan keterangannya di Capitol Hill dan begitu juga di Inggris, sebuah komite di parlemen dibuat untuk menyelidiki masalah itu.

Cambridge Analytica dilaporkan menggunakan data jutaan user itu untuk menargetkan user dan potensi pendukung Donald Trump. Tapi mereka membantah telah menggunakan data itu untuk mempengaruhi pemilih. Mereka bilang, seluruh data sudah dihapus begitu diketahui bahwa tindakan mereka telah menyalahi ketentuan Facebook.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.