Press "Enter" to skip to content

Gunung Merapi Masih Batuk-Batuk, Ternyata 4 Gunung Lain Juga

Saat ini setiap hari Gunung Merapi di Jawa Tengah menunjukkan aktivitas berupa erupsi. Kemarin, statusnya sudah dinaikkan menjadi Waspada (Level II). Hari ini, pukul 03.31 WIB tadi, terjadi kembali erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak.

Begitu yang dilaporkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di akun Twitternya. “Kolom abu condong ke arah Baratdaya. Seismograf menunjukan adanya rekaman gempa dengan durasi ±4 menit. Hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang,” ujar dia.

Portal Sains pun mengutip Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang memaparkan data bahwa tak cuma Merapi yang menggeliat hari ini. Dilaporkan juga aktivitas vulkanis di Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Agung di Bali, serta Gunung Dukono dan Gunung Ibu di Halmahera.

Berikut ini laporan mendetailnya:

1. G. Sinabung (Sumatera Utara):

Tingkat aktivitas Level IV (AWAS). G. Sinabung (2460 m dpl) mengalami erupsi menerus sejak tahun 2013.

Dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi tampak cerah hingga tertutup kabut, teramati asap kawah berwarna putih hingga kelabu, bertekanan lemah dan intensitas tebal dengan ketinggian 700 m di atas puncak. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan baratlaut. Melalui rekaman seismograf pada 22 Mei 2018 tercatat:

– Tremor menerus dengan amplitudo maksimum antara 1-46 mm (dominan 13 mm)
– Bendungan di Sungai Laborus terbentuk akibat penumpukan endapan awan panas masih berpotensi menyebabkan lahar atau banjir bandang kalau bendungan jebol.

Rekomendasi:
– Masyarakat/pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan secara sektoral dari puncak dalam jarak 7 km ke selatan-tenggara, 6 km ke tenggara-timur dan 4 km timur-utara.
– Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim di hilir di sekitar daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

2. G. Agung (Bali):

Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka pada tanggal 10 Februari 2017 pukul 09.00 WITA status G. Agung diturunkan dari Level IV (Awas) ke Level III (Siaga).

Dari kemarin hingga pagi ini, secara visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati dengan tinggi maksimum 400 meter bertekanan lemah dengan warna putih dan intensitas sedang. Angin bertiup lemah ke arah barat. Rekaman seismograf tanggal 22 Mei 2018 tercatat:

– 3 kali gempa Vulkanik Dangkal
– 6 kali gempa Hembusan
– 1 kali gempa Tektonik Jauh
– 1 kali gempa Terasa dengan skala MMI II.

Tanggal 23 Mei 2018 (Pk. 00:00-06:00 WITA) tercatat:
– 4 kali gempa Hembusan
– 1 kali gempa Vulkanik Dangkal
– 3 kali gempa Tektonik Jauh

Rekomendasi:
– Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakiaan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung.
– Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
– Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
– Status Level III (Siaga) hanya berlaku di dalam radius 4 km seperti tersebut di atas, di luar area tersebut aktivitas dapat berjalan normal dan masih tetap aman, namun harus tetap menjaga kewaspadaan.

3. G. Merapi (Jawa Tengah – Yogyakarta):

Tingkat aktivitas Level II (WASPADA). Merapi (2968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi dapat teramati jelas hingga tertutup kabut. Asap teramati berwarna putih, bertekanan lemah dan intensitas tebal dengan ketinggian 25 m di atas puncak. Angin bertiup lemah ke arah barat dan barat daya. Terjadi 1 kali letusan dengan tinggi 3500 meter dengan warna asap kelabu.

Melalui rekaman seismograf pada 22 Mei 2018 tercatat:
– 1 kali gempa Letusan
– 2 kali gempa Guguran
– 1 kal gempa hybrid
– 3 kali gempa Hembusan
– 1 kali gempa Tektonik Jauh

Terjadi erupsi pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 03:31 WIB dengan ketinggian kolom abu sekitar 2000 m di atas puncak. Terekam durasi Gempa Letusan selama 4 menit.

Rekomendasi :
– Kegiatan pendakian G. Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
– Radius 3 km dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
– Masyarakat yang tinggal di KRB III mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas G. Merapi.
– Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitas G. Merapi akan segara ditinjau kembali.
– Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi G. Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan G. Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.
– Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G. Merapi saat ini kepada masyarakat.

4. G. Dukono (Halmahera):

Tingkat aktivitas Level II (WASPADA). Dukono (1229 m dpl) mengalami erupsi menerus.
Dari kemarin hingga pagi ini secara visual puncak gunungapi dapat teramati jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah/abu erupsi teramati berwarna putih, bertekanan sedang dan intensitas sedang dengan ketinggian 50 – 100 m di atas puncak. Angin bertiup lemah ke arah barat. Melalui seismograf tanggal 22 Mei 2018 tercatat:
– 2 kali gempa Letusan
– 2 kali Gempa Tektonik Jauh
– Tremor menerus dengan amplitudo maksimum 0.5-17 mm (dominan 2 mm)

Rekomendasi:
– Masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 km.

5. G. Ibu (Halmahera):

Tingkat aktivitas Level II (WASPADA). G. Ibu (1340 m dpl) mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008.
Dari kemarin hingga pagi ini secara visual puncak gunungapi dapat teramati hingga tertutup kabut. Asap kawah/abu erupsi teramati berwarna putih hingga kelabu, bertekanan lemah hingga sedang dan intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 200-500 m di atas puncak. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat dan utara. Melalui seismograf tanggal 22 Mei 2018 tercatat:
– 105 kali Gempa Letusan
– 82 kali Gempa Hembusan
– 34 kali Gempa Guguran
– 2 kali Gempa Tremor Harmonik
– 2 kali Gempa Tektonik Jauh

Rekomendasi:
– Masyarakat di sekitar G. Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati di dalam radius 2 km, dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan di bagian utara dari kawah aktif G. Ibu.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.