Press "Enter" to skip to content
Dok. Commons.wikimedia.org/AllenMcC

Mengenal Ular Paling Berbisa di Papua

Kalau dalam lingkup global, ular paling mematikan ada di Australia yang disebut Inland Taipan (Oxyuranus microlepidotus). Ular ini mampu mengeluarkan 44 – 110 mg bisa, yang mampu membunuh 110 orang manusia dewasa atau 250.000 ekor tikus atau setara dengan dosis racun 50 kali ular jenis King Cobra. Nah, di Indonesia, juga ada yang namanya mirip-mirip dan tak kalah menakutkan, yaitu Taipan Papua atau Oxyuruanus scutellatus.

Persebaran ular ini ada di daratan Papua dan Papua Nugini terutama bagian tenggara dan di Benua Australia. Ular ini sangat berbahaya. Panjangnya bisa mencapai 3 meter.

Habitat hidupnya beragam. Taipan Papua bisa ditemukan di daerah yang hangat, basah, sampai ke daerah tropis yang kering. Di Australia, ia bahkan hidup di perkebunan tebu, di mana banyak mangsanya di sana, macam tikus.

Taipan Papua ini akan aktif pada pagi-pagi sekali sampai menjelang siang. Namun pada temperatur yang panas, ia akan memilih jadi nocturnal.

Taipan Papua sangat besar dan kuat serta memiliki naluri yang tajam. Ia akan berburu menggunakan matanya yang tajam. Ia sering terlihat bergerak dengan kepala yang terangkat tinggi dari permukaan tanah.

Jika Taipan Papua berhadapan dengan calon mangsanya, maka ia biasanya akan mengadakan serangkaian serangan yang cepat dengan cara mengibas-ngibaskan ekornya. Namun umumnya ia akan cenderung menghindari manusia. Tapi jika terpojok, ia bisa berubah menjadi ganas dan menyerang berkali-kali.

Pada saat itulah Taipan Papua sekaligus menyemburkan bisa yang bersifat neutrotoxin. Bisa ular ini termasuk paling mematikan nomor tiga di dunia. Kalau kamu digigit, kamu bisa mengalami sakit kepala, pingsan, lumpuh, pendarahan dalam, kerusakan ginjal, dan kematian yang terjadi kurang lebih 30 menit setelah digigit.

Korban yang tak mendapat perawatan tingkat kematiannya 100 persen. Sebab dosis bisa yang disuntikkannya sangat tinggi. Ia bisa menyuntikkan bisa rata-rata 120 mg, dengan rekor maksimal 400 mg.

Kontributor: Hari Suroto

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.