Press "Enter" to skip to content

Cula Buatan untuk Gajah yang Terancam Punah

Ketika berita mengacu pada badak, semuanya akan terlihat buruk. Tidak ada lagi kesempatan untuk badak bercula di wilayah dunia untuk hidup tenteram, tanpa terancam perburuan dan pembunuhan.

Pembient adalah sebuah terobosan baru yang dicoba untuk membalikkan tren akan keindahan cula badak yang diminati para sebagian orang atau pemburu.

Tekonologi ini diciptakan dengan pencetakan bioteknologi 3 dimensi untuk membuat tanduk badak sama persis dengan genetik aslinya. Nantinya cula buatan ini akan dipasarkan dengan harga yang lebih murah dan terjangkau.

Permintaan untuk cula atau tanduk badak sangat luar biasa tinggi, terutama di China. Di negara tersebut cula atau tanduk badak adalah benda yang sangat berharga untuk bahan pengobatan.

“Tujuan kami adalah untuk menggantikan perdagangan satwa liar yang sampai menjulang tinggi harga dan angka minatnya. Perdagangan ini adalah peringkat 4 terbesar setelah obat, dan perdagangan manusia,” kata Pembient dalam sebuah pernyataan.

Pada Konvensi tahun ini tentang Perdagangan Internasional Spesies Langka di kota Johannesburg, CEO perusahaan, Matthew Markus mengatakan ia berharap prodyk bioidentik siap dipasarkan.

Dibentuk oleh George Bonaci dan Matthew Markus, Pembient diakuisis IndieBio Accelerator pada tahun 2015. Mereka mencoba memecahkan masalah tentang perburuan tanduk atau cula badak yang semakin marak.

Dalam sebuah laboratorium di San Francisco, Pembient membuat tanduk badak dan dicetak 3 dimensi menggunakan keratin. Untuk melakukan hal ini, perusahaan harus mengetahui kode genetik dari tanduk badak dan membangunnya kembali dari bawah ke atas.

“Kami mulai dengan bubuk dan kemudian mencetaknya secara 3 dimensi dengan prototipe solid,” kata Markus kepada Wired.

“Kami memiliki banyak permintaan untuk prototipe dari seniman, pemahat dan desainer industri. Setelah kita memiliki prototipe cukup baik, kami akan berbagi dengan pelanggan potensial untuk mendapatkan respon positif dari orang,” tambahnya.

Markus mengatakan bahwa banyak pedagang satwa liar senang untuk menggunakan pengganti rekayasa genetika dari tanduk badak.

“Kami mensurvei pengguna cula badak dan menemukan bahwa 45 persen dari mereka akan menerima menggunakan cula badak yang terbuat dari laboratorium dan sebagai perbandingan, hanya 15 persen mengatakan mereka akan menggunakan tanduk kerbau air, sebagai pengganti resmi untuk cula badak.”

AHGIA NOLA

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.