Apa rasanya jadi pejantan di tengah populasi yang 99 persen berjenis kelamin betina? Tanyakan itu pada penyu hijau (Chelonia mydas) yang hidup di utara Great Barrier Reef. Penelitian para ilmuwan mendapati bahwa populasi penyu laut ini mengalami ketidakseimbangan yang membahayakan populasi mereka sendiri.
Para peneliti sih menyalahkan perubahan iklim, yang telah membuat rasio menetasnya telur penyu yang berjenis kelamin betina lebih tinggi ketimbang jantan. Penelitian mereka diterbitkan di jurnal Current Biology terbaru.
Great Barrier Reef adalah kawasan terumbu karang yang mengandung populasi penyu hijau terbesar di dunia. Diperkirakan ada 200 ribu betina yang bersarang di sana.
Penyu hijau bisa hidup sampai usia 80 tahun. Anaknya yang baru menetas hanya berukuran beberapa centimeter. Sedang penyu dewasa bisa mencapai 1,5 meter dan berbobot sampai 181 kilogram.
Berdasarkan catatan World Wildlife Fund (WWF), penyu hijau sekarang berada dalam kondisi terancam punah akibat kegiatan perikanan dan kerusakan habitat. Tingkat kegagalan menetas pada telur-telurnya makin meningkat, di samping masalah lebih banyaknya telur betina yang menetas.
Kamu tahu, temperatur pasir tempat penyu hijau menimbun dan mengeramkan telur-telurnya berpengaruh pada penentuan jenis kelamin penyu yang menetas. Makin panas pasirnya, makin tinggi kecenderungan lahirnya penyu betina.
Penelitian anyar oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat dan WWF for Nature, Australia, adalah penelitian pertama yang berhasil mendokumentasikan fenomena tersebut secara langsung di alam.
Penelitian yang dipimpin oleh Michael Jensen dari NOAA, membandingkan dua populasi penyu yang secara genetik berbeda di dekat Great Barrier Reef. Satu di utara dan satu di selatan. Mereka meneliti lebih dari 400 penyu.
Hasilnya, perairan selatan yang lebih dingin membuat kemungkinan penyu betina lahir 65-69 persen. Sedang di perairan utara yang lebih hangat, 99,1-99,8 persen adalah betina.
“Dengan mengkombinasikan hasil penelitian dengan data temperatur menunjukkan bahwa penyu hijau di Great Barrier Reef utara kebanyakan melahirkan betina selama dua dekade dan diperkirakan tak lama lagi populasi ini betul-betul hanya berisi betina,” tutur peneliti dalam artikelnya.
Dan itu mengkhawatirkan kalau kita bicara keberlanjutan populasi penyu tersebut.
Lalu, apa solusinya? Sejumlah orang menyarankan penggunaan kain untuk menutupi lokasi telur disimpan untuk mengurangi temperatur pasir. Yang lain menyarankan untuk mencegah penangkapan penyu jantan dalam aktivitas perikanan.
Be First to Comment