Press "Enter" to skip to content
Planet Mars (dok.commons.wikimedia.org/ESA/MPS/UPD/LAM/IAA/RSSD/INTA/UPM/DASP/IDA)

Segala Persiapan Menuju Misi Manusia ke Mars

Misi manusia ke Planet Mars sedang jadi perbincangan. NASA berencana mengirimkan manusia ke Mars pada sekitar tahun 2030-an. Sedang perusahaan SpaceX berencana mengirim misi berawak ke Mars pada awal 2024.

Ada banyak pertanyaan dan ada banyak tantangan sebetulnya terkait misi itu. Tapi sejumlah persiapan sedang dilakukan. Apa saja?

Bertanam di Antariksa
Kalau kamu menonton film The Martian, tokoh utamanya melakukan aktivitas bercocok tanam di planet itu. Bisakah kentang ditanam di Mars? Memang, belum pernah ada manusia yang menanam kentang di sana. Tapi melakukan cocok tanam di antariksa sudah dilakukan manusia lho. Contohnya, menanam selada di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Apa yang sedang dilakukan di ISS ini akan menjadi langkah persiapan untuk misi jangka panjang seperti ke Mars itu.

Stasiun Antariksa Internasional mengorbit 381 kilometer di atas permukaan Bumi. Biasanya astronaut yang dikirim ke sana tinggal selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Beberapa tugas mereka di sana adalah melakukan eksperimen dan uji coba peralatan yang bisa dipakai dalam misi ke Bulan, asteroid, Mars, dan sebagainya.

Kebanyakan makanan yang dikonsumsi di sana dibawa dari Bumi. Tapi khusus untuk sayuran hijau, sudah dipanen dari ‘ladang’ yang ada di stasiun antariksa itu. Ada sejumlah alasan NASA ingin belajar menumbuhkan sayuran di antariksa. Selain untuk menyuplai makanan bagi astronaut, tumbuhan juga bisa menjadi sumber pendukung hidup karena bisa mendaur ulang udara dan air.

Berbagai persoalan muncul memang. Misalnya, tanpa gravitasi tanaman tak tahu mana bagian atas. Tapi ternyata tumbuhan beradaptasi. Tumbuhan mengirimkan tunasnya ke arah cahaya dan akar ke arah sebaliknya. Tapi mereka tak punya karbondioksida yang cukup untuk melakukan fotosintesis.

Kebutuhan air untuk menyiram tanaman pun kurang. Tempat tumbuh tanaman itu memang sudah mengandung bibit, tanah, dan pupuk, dan menyerap air dari penampungan. Tapi sebab di antariksa, prosesnya kurang cepat. Astronaut terpaksa menyiram tanaman dengan tangan.

Saat ini, astronaut sedang meneliti penanaman tanaman bunga. Ini penting, sebab perbungaan berhubungan dengan reproduksi tanaman. Juga bagian dari tumbuhnya buah. Rencananya astronaut akan menanam mizuna dan tomat ceri, yang akan di-serbuksari-kan menggunakan sikat kecil. “Tak ada lebah di antariksa,” tutur Gioia Massa, ahli tanaman dan kepala Veggie Project NASA di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, seperti dilansir sciencenewsforstudents.org.

Membangun Mesin yang Lebih Cepat
Perjalanan dari Bumi ke ISS butuh kurang dari 1 hari. Sedang perjalanan ke Mars mungkin membutuhkan waktu sekitar setahun dan bahan bakar yang banyak sekali. Dan tentu tak bisa isi bahan bakar di perjalanan kan? “Karena itu, yang dibutuhkan adalah mesin yang bisa mencapai jarak lebih jauh dengan satu galon bahan bakar,” tutur Bill Emrich, ahli nuklir di Marshall Space Flight Center NASA di Huntsville.

Pilihannya adalah nuklir. Mesin yang bisa membawa gas yang sangat ringan, macam hidrogen, dan memanaskannya sampai tingkat yang ekstrem, di dalam sebuah reaktor nuklir. Gas super panas itu dipancarkan ke belakang melalui sebuah nosel untuk mendorong pesawat antariksa. “Makin panas gasnya, makin efisien,” kata Emrich. “Juga makin enteng gasnya, makin efisien.”

Pesawat tanpa awak yang dikirimkan ke luar tata surya kita memakai ion propulsion, yang mengakselerasi ion untuk mendorong pesawat. Dengan cara ini, perjalanan ke Mars butuh satu tahun. Tapi dengan mesin nuklir, bisa dipersingkat jadi empat atau lima bulan saja. Untuk mencapai kecepatan itu, sebuah pesawat besar butuh sekitar 230 gram bahan bakar uranium. Emrich dan timnya sedang menggarap mesin ini. Ada yang mengembangkan dan menguji reaktornya. Yang lain mendesain cara mengintegrasikan reaktor ke sistem pendorong pesawat. Waktu yang dibutuhkan? Mungkin 10-15 tahun.

Pencetakan 3D

Kalau membawa semua peralatan yang dibutuhkan untuk hidup ke Mars, alangkah repotnya. Oleh sebab itu, astronaut bakal mengandalkan teknologi printer 3D. Printer ini akan mencetak segala peralatan dan perkakas yang dibutuhkan di Mars dengan bahan baku yang ada di Planet Merah itu.

Teknologi printer 3D akan mencetak apa saja yang dibutuhkan. Bahkan ilmuwan sedang mengembangkan printer yang bisa mencetak benda-benda yang lebih kompleks. Mencetak di antariksa juga diketahui lebih baik ketimbang di Bumi. Uji coba pada 2014 di ISS, mendapati pencetakan di antariksa tak ada beda dengan di Bumi, dalam hal hasilnya. Lebih lanjut, NASA akan mencoba mengirimkan printer yang bisa mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan baku mencetak benda. Di masa depan, NASA juga akan membangun pabrik yang bisa mencetak apa saja, termasuk benda-benda elektronik, tanpa logam.

Mengenal Planet Mars

Mars adalah planet keempat dari Matahari dalam sistem tata surya kita. Jaraknya dari Matahari adalah 227,9 juta km.

Ia adalah planet terkecil kedua setelah Merkurius. Ia adalah planet terestrial dengan atmosfer yang tipis, memiliki permukaan dengan kawah-kawah hasil tubrukan macam di Bulan dan lembah, gurun, serta es kutub seperti di Bumi. Periode rotasi dan siklus musimnya seperti di Bumi.

Mars punya dua bulan: Phobos dan Deimos, yang berukuran kecil dan bentuknya tak beraturan. Ada kemungkinan bulan ini adalah asterorid, sama seperti 5261 Eureka, sebuah trojan di Mars. Trojan di Mars adalah sekumpulan objek yang berbagi orbit dengan Mars.

Saat ini masih terus dilakukan penelitian soal potensi manusia hidup di planet ini, khususnya mengenai keberadaan unsur-unsur penopang kehidupan manusia. Air dalam bentuk cair tak bisa eksis di permukaan Mars karena rendahnya tekanan atmosfer di planet itu, yang kurang dari 1 persen tekanan atmosfer di Bumi. Tapi lapisan es di dua kutub Mars, kalau mencair, bisa menyediakan air yang besar bagi planet itu. Kalau mencair, volumenya bisa menutupi Mars sampai kedalaman 11 meter.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.