Danau air asin adalah sesuatu yang langka di dunia, hanya ada sekitar 200 di seluruh dunia. Dari 200 itu, hanya 20 yang mengandung ubur-ubur. Di Papua Barat, baru-baru ini ditemukan 42 danau air asin yang baru didokumentasikan dan di dalam empat di antaranya terdapat ubur-ubur.
Adalah Lisa Becking, seorang ahli biologi kelautan yang melakukan penjelajahan dengan bantuan dari National Geographic Society. Di pangkalannya di Universitas Wageningen di Belanda, Becking membentuk satu tim dan berangkat ke Raja Ampat, Papua. Pada ekspedisi tahun 2011 dan 2016, mereka mempelajari danau-danau air asin itu, mendokumentasikan keanekaragaman hayati di sana dan merancang ide konservasi.
Sambil trekking dan mengumpulkan sampel, Becking dan timnya juga merekam dua video yang diambil dari udara mengenai danau-danau air asin di sana. Setelah membandingkannya dengan Google Maps dan peta Belanda yang tua, mereka menemukan 42 danau air asin yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya.
“Mereka membentuk seperti sistem pulau juga,” kata Becking, seperti dilansir National Geographic, baru-baru ini. Tim itu berhasil menyambangi 13 danau dan menemukan empat di antaranya mengandung ubur-ubur.
Dilindungi dari angin dengan tebing di sekitarnya, danau-danau itu meromictic, artinya tersusun dari lapisan-lapisan yang tidak saling bercampur. Dalam sekitar 20 meter, dan ada lapisan tanpa oksigen (anoksik) sekitar 8 meter ke bawah. Di mana airnya hitam pekat nyaris tanpa oksigen dan penuh dengan bakteri. Di bawahnya adalah lapisan hidrogen sulfida, yang berbahaya bagi penyelam.
Di permukaan, airnya berkilauan dengan ubur-ubur. Sepanjang hari mereka berpindah mengikuti pergerakan matahari, menghindari bagian yang teduh. Di antara ubur-ubur adalah lebih dari 100 spesies spons, warna-warni. Becking dan timnya menemukan setidaknya empat spesies baru.
Menariknya, ubur-ubur di sana tidak mengancam. Mereka membiarkan penyelam ada di sekitar mereka tanpa menyengatnya. Menurut Becking, tempat ini sangat cocok menjadi tujuan wisata. Dia sendiri berencana kembali ke sana untuk melanjutkan penelitian, sebab masih banyak yang belum terungkap dari danau-danau air asin itu.
Berdasarkan catatan Portal Sains, danau air asin biasanya terbentuk ketika adanya aliran air ke danau, yang mengandung garam atau mineral, dan tak bisa pergi lagi. Air di sana kemudian mengalami penguapan, meninggalkan jejak-jejak garam dan meningkatkan salinitasnya. Bila volume air yang mengalir ke danau lebih sedikit ketimbang yang menguap, maka danau itu akan hilang.
Danau air asin mengandung air yang telah mencapai kejenuhan garam atau mendekati. Danau itu juga mungkin sudah sangat jenuh dengan mineral lainnya. Sebagian besar danau air asin terjadi akibat tingkat penguapan yang tinggi dan kurangnya saluran ke laut. Kandungan garam yang tinggi bisa berasal dari mineral yang diendapkan oleh tanah sekitarnya, atau pada masa lalu danau itu mungkin terhubung dengan laut.
Biasanya, kamu akan lebih mudah terapung di danau air asin ketimbang di laut umumnya. Contoh danau air asin tempat kamu bisa mengapung dengan mudah adalah Laut Mati di Timur Tengah dan Great Salt Lake di Amerika Serikat.
Be First to Comment