Press "Enter" to skip to content

Menampilkan Budaya Daerah dan Internasional di SMP Lasbchool Kebayoran

Pada hari penutupan ACEX 2018 di SMP Labschool Kebayoran, seluruh kelas 7 dan 8 SMP Labschool harus membuat stand yang bertema daerah di Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia. Kelas 7 khusus untuk tema daerah dan kelas 8 tema internasional.

Selain dibikin untuk memeriahkan suasana penutupan ACEX 2018 yang sudah berlangsung selama tiga pekan itu, stand-stand itu juga diperlombakan lho. Karena itulah, tiap-tiap kelas berusaha menampilkan yang terbaik di stand masing-masing. Oleh panitia ACEX 2018, mereka diberi waktu untuk merancang konsep dan kemudian mendekor standnya selama satu pekan.

Kelas 8A misalnya, mereka mendapat Jerman. Siswa-siswi di kelas ini memilih untuk merancang standnya bertema kisah dongeng Hansel and Gretel. Menurut Afirsta Viola Opretta, ketua panitia stand 8A, dibutuhkan dana sekitar Rp1.200.000 untuk mendekor. Dana didapatkan dari sumbangan para orangtua murid.

Kesulitan yang timbul biasanya perbedaan pendapat. “Tetapi dengan diskusi, perbedaan ini dapat diselesaikan,” ujar Viola. Setiap stand dijaga dua orang yang bertindak sebagai presenter, mereka harus menjelaskan kepada pengunjung mengenai tema di standnya.

Beda dengan kelas 8B. Mereka mendekorasi standnya dengan tema Mesir dengan konsep Piramida dan Spinx dan warna emas yang membuat penasaran. Kesulitan yang mereka hadapi adalah saat membuat backdrop karena saat pengecatan harus dilakukan berulang kali, dan terkadang hasil yang diinginkan kurang sesuai ekspektasi.

Kurangnya bahan untuk mendekor juga menjadi kendala tersendiri. Tapi, yang hebatnya dari 8B, mereka sudah mempunyai rancangan sejak H-4 sehingga stand kelas mereka bisa selangkah lebih maju dari kelas yang lain. Kerja sama mereka juga bagus, sebab anak-anak yang menyumbangkan bahan-bahan untuk mendekor serta rela menyita jam pelajaran dan tenaga demi kesuksesan stand 8B.

Yang ditonjolkan dari stand 8B ini adalah properti peti mati Firaun dan Piramida Giza. Siswa di kelas itu juga kompak memakai dress code topeng Mesir. Mereka juga menyediakan makanan khas Arab-Mesir-Turki seperti Kebab Turki, Sambosa, basbousa, baklava, Nasi Mandi Ayam dan lain-lain. Di stand juga terdapat Merch Mesir yaitu Mini purse Mesir dan Ganci Mesir.

Penjaga stand juga sangat berpengaruh dalam kesuksesan stand. Interaktivitas penjaga stand merupakan salah satu kriteria penilaian selain kreativitas stand. Alhasil, stand 8B berhasil meraih Juara ke-3 untuk stand terbaik!

Apa pelajaran yang mereka petik dalam kegiatan lomba stand kelas ini? “Intinya kita tidak boleh rasis, mau itu negara Korea, Afrika, Mesir, dan lainnya. Mau kulit putih, hitam, coklat. Tapi, hakikatnya semuanya berdiri sejajar sama rata karena perbedaan bukan penghalang untuk menciptakan perdamaian dunia yang kita impikan,” ujar Fitria Zahra selaku PJ dekor 8B.

Sedangkan cerita dari tema daerah, dimulai dari kelas 7A, yang menampilkan stand bertema Jawa Timur. Sebanyak 14 siswa dari total 38 siswa di kelas itu ditugaskan untuk merancang stand bertema Jawa Timur. Kadang-kadang terjadi miskomunikasi di antara mereka. Ada juga yang kelupaan membawa perlengkapan. Tapi segala kendala bisa mereka hadapi.

Stand Jawa Timur milik 7A berisi hal-hal yang berkaitan dengan Jawa Timur. Mulai dari kain batik, kuda lumping, foto-foto pariwisata, dan permainan tradisional semua ada. Tidak ketinggalan makanan-makanan khas Jawa Timur yang menggiurkan ikut dipamerkan.

Awalnya, Reog Ponorogo-lah yang ingin ditonjolkan sebagai ciri khas Jawa Timur. Seluruh murid 7A sudah kompak mengenakan kaos seragam bergambar Reog Ponorogo. Namun terkadang ekspektasi memang tidak sebanding dengan realita. Bahan-bahan yang ada tidak mencukupi untuk membuat dekorasi stand bertema Reog. Akhirnya, mereka mengubah beberapa desain awal tanpa menghilangkan ciri khas lainnya.

Dengan pekerjaan sedemikian rupa ini, pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Lantas, bagaimana mereka mendapatkan dana? Tidak sedikit dana mereka ambil dari kas kelas. Tetapi, dukungan terbesar tetap bersumber dari orangtua murid. Usaha seluruh panitia pun berbuah manis. Stand Jawa Timur kelas 7A berhasil mendapatkan Juara 2 Stand Terbaik.

Sedang 7D menampilkan tema Maluku. “Kami hanya diberikan waktu seminggu untuk mempersiapkannya,” kata Fidela, salah satu penanggung jawab stand.

Dalam hal dekorasi stand, Fidela mengakui bahwa cukup susah untuk menentukan dekorasinya karena banyak yang tidak tahu tentang Maluku. Sebagai solusinya, mereka bekerja sama untuk mencari informasi-informasi tentang Maluku. Sedang biayanya, mereka mendapat bantuan dari orang tua.

Kelas 7D sengaja menonjolkan dekorasi dan backgroundnya. Ia ingin membuat stand kelas menjadi semenarik mungkin.

Semua stand yang dibuat tentunya harus mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada siapapun yang melihatnya. Menurut Fidela, ia ingin orang-orang yang melihat stand kelasnya menjadi lebih tau tentang Maluku dan bisa mencoba makanan-makanan khas Maluku yang disediakan. Ia ingin semua orang bisa suka dengan Maluku.

“Walaupun pada akhirnya kelas kami tidak menang, setidaknya murid-murid di kelas bisa lebih mengerti tentang Maluku. Maluku adalah daerah yang indah dan menawan dan kelas kami berharap bisa menyebarkan keindahan dan keeksotisannya lewat stand,” ujar Fidela.

Angga Makarim | Amarizkia Haniya | Muhammad Nabil ramadhani | Aliyah Zalfaa

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.
%d