Press "Enter" to skip to content
dok. commons.wikimedia.org/publicdomain

Mengenal Dead Zone di Samudera Kita

Zona kematian atau dead zone ada banyak sekali di muka Bumi ini. Tapi ilmuwan menemukan satu dead zone di Teluk Oman, yang dulunya kecil saja, kini luasnya sudah sama dengan Florida. Yang mengerikan, area itu terus meluas, diduga akibat perubahan iklim.

Temuan makin luasnya dead zone itu didapatkan oleh ilmuwan dari Universitas Anglia Timur, bekerja sama dengan School of Environmental Sciences di Uni Emirat Arab dan Universitas Sultan Qaboos dari Oman. Lokasi dead zone itu sendiri ada di Teluk Oman berada di Laut Arab, dekat dengan Pakistan, Oman, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Dead zone disebut juga Oxygen Minimum Zone (OMZ) adalah daerah di mana terdapat sangat sedikit oksigen sehingga sangat sedikit atau nyaris mustahil makhluk hidup bisa hidup di perairan tersebut. Area itu disebut juga hypoxia.

National Oceanic and Atmospheric Administration menyebutkan ada banyak area hypoxia di dunia. Angkanya lebih dari 400 lokasi, termasuk di Teluk Meksiko.

Dead zone di Oman sebetulnya pertama kali ditemukan pada 1960-an, tapi saat itu luasnya menurun. Kini, luasnya sudah menyamai Florida.

“Riset kami menunjukkan bahwa situasinya terus memburuk, area dead zone itu terus membesar,” kata Dr. Bastien Queste dari School of Environmental Sciences di Uni Emirat Arab. “Samudera kita sedang tercekik.”

Queste, seperti dikutip Techtimes.com, mengatakan selama beberapa dekade ini para ahli kesulitan mengirim peneliti ke sana sebab buruknya di area itu. Untung ada teknologi robotika, sehingga para ahli mengirimkan dua robot bawah laut yang disebut Seaglider.

Kedua Seaglider membutuhkan waktu 8 bulan untuk mengumpulkan data di lokasi dead zone. Ilmuwan kemudian mengombinasikan data itu dengan simulasi komputer untuk mengilustrasikan betapa buruknya situasi di sana. Temuan mereka diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters edisi 27 April lalu.

Apa penyebab dead zone makin meluas di Teluk Oman? Dari hasil penelitian, diduga penyebabnya adalah perubahan iklim, juga masalah pemupukan dan sanitasi.

Tanpa oksigen di sana, jelas menyulitkan biota laut dan ujung-ujungnya akan mempengaruhi manusia juga yang mengandalkan lautan sebagai sumber energi dan makanan.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.