Letusan gunung berapi berapa bisa mendatangkan dampak yang mengerikan. Bahkan masa-masa yang sangat buruk bagi para korban letusan di sekitarnya. Seperti itulah rupanya yang dialami masyarakat kota Pompeii ketika Gunung Vesuvius meletus pada tahun 79 M.
Begitu isi keterangan dari Pompeii Archeological Park, seperti dilansir oleh Live Science, baru-baru ini.
Sebagai contoh adalah salah satu korban, yang kerangkanya berhasil disingkapkan arkeolog dari dalam tanah, di situs Regio V dekat lokasi Pompeii pada masa lalu.
Pria itu diduga tertimpa sebongkah batu sepanjang satu meter. Kerangkanya ditemukan di balik batu, tanpa bagian kepala.
Menurut penelitian para arkeolog, kerangka itu adalah kerangka pria yang diperkirakan berusia 30 tahun pada saat Vesuvius meletus dengan dahsyat.
“Kami melakukan penggalian di sekitar kerangka untuk menemukan kepalanya, tapi batu besar itu diduga sudah meremukkan dada dan kepala pria malang itu,” kata Massimo Osanna, Direktur Jenderal Pompeii Archeological Park.
Si pria diperkirakan tidak mati karena tertimpa batu besar, melainkan karena aliran debu vulkanis dan debu panas atau aliran pyroclastic dari letusan gunung tersebut. Posisinya mengindikasikan dia terlebih dahulu mengalami tekanan dari aliran pyroclastic.
Sebelumnya, pada Februari lalu, di situs yang lain, arkeolog menemukan kerangka anak berusia 7-8 tahun yang diduga mencari perlindungan di bak mandi, tapi kemudian tewas lantaran pekatnya debu vulkanis.
Si pria dan anak-anak itu adalah dua dari ribuan korban tewas akibat letusan Vesuvius, yang mengubur Kota Pompeii dengan timbunan debu vulkanis setinggi 6-7 meter. Vesuvius meluluhlantakkan Pompeii hanya dalam waktu 25 jam.
Lapisan vulkanis dari letusan Vesuvius rupanya telah mengawetkan kerangka manusia di baliknya, sehingga para arkeolog bisa memperkirakan seperti apa kehidupan di kota kuno Romawi itu.
Be First to Comment