Press "Enter" to skip to content

Minum Cairan Mummi Mesir, Berbahayakah?

Arkeolog dari Mesir berhasil membongkar sebuah sarkofagus besar, bahkan terbilang yang terbesar, dan melihat isinya. Mereka mendapati kerangka tiga prajurit yang terendam cairan mereka, kemungkinan cairan yang disebut sewage, alias cairan lelehan mayat.

Anehnya, sebuah petisi aneh muncul di website Change.org (change.org). Petisi ini meminta agar diizinkan meminum cairan yang ditemukan dalam sarkofagus itu.

Pengirim petisi menuliskan: “Kita perlu minum cairan merah dari sarkofagus gelap terkutuk itu dalam bentuk semacam minuman energi berkarbonasi sehingga kita dapat mengasumsikan kekuatannya dan akhirnya mati.”

Sampai saat artikel ini ditulis, petisi itu sudah ditandatangani oleh lebih dari 16.458 orang. Tapi mengapa orang-orang ini niat betul ingin minum cairan kotor bercampur kerangka manusia yang terlihat menjijikkan itu?

Sebelum menjawab itu, kita tahu bahwa sarkofagus yang disebut adalah sarkofagus hitam berusia 2.000 tahun, yang diperkirakan sarkofagus terbesar yang pernah ditemukan di Alexandria, Mesir. Arkeolog di Mesir berhasil membuka sarkofagus itu dan melihat apa isinya.

Tak ada kutukan yang keluar. Tapi di dalam sarkofagus mereka menemukan tiga kerangka prajurit yang terendam dalam cairan mayat kental berwarna merah. Bisakah cairan itu diminum?

Menurut ahli mikrobiologi Rolf Halden, seorang profesor dan Direktur di Center for Environmental Health Engineering di Biodesign Institute Arizona State University, minum cairan misterius itu bukan ide yang bagus. Alih-alih dapat kekuatan supranatural, peminumnya bisa terpapar sesuatu yang buruk.

Cairan mayat mengandung jutaan mikroorganisma dan sebagian bisa sangat membahayakan. Seperti virus, bakteri, dan patogen, termasuk bakteri yang bisa membentuk endospora yang dapt membunuh. Endospora ini bisa tumbuh dan bertahan di mayat selama ribuan sampai jutaan tahun.

Tapi kalau pun mau diminum,”Cairan itu harus disterilisasi dulu,” kata Halden, seperti dikutip dari Live Science (livescience.com).

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.