Gempa bumi 7 Skala Richter (SR) yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan sekitarnya, Minggu (5/8/2018) malam, menjadi pengalaman tersendiri bagi para turis asing. Bahkan, mungkin ini pengalaman pertama mereka merasakan gempa besar.
Seperti yang dialami turis asal negara Denmark, Fraya (23 tahun). Dia dan lima anggota keluarganya berada di Gili saat gempa mengguncang.
“Pada saat gempa terjadi, saya berada di daerah Gili dari hari sabtu, di sana goncangan sangat hebat, sehingga kami shock dan panik,” kata Friya saat bercerita kepada tim medis PMI.
Menurutnya, proses evakuasi ribuan orang wisatawan di Gili bikin situasi agak tegang. Semua orang berebut untuk dievakuasi dan dorong mendorong saat memasuki kapal. Dia bahkan sempat tersungkur dan jatuh.
Freya menambahkan, peristiwa gempa kedua ini benar-benar membua panik dirinya dan keluarganya.
Tim Medis PMI yang menangani Friya mengatakan turis asal Denmark ini terluka dan cedera pada sendi kaki kanan (dislokasi).
“Karena berdesakan saat evakuasi,” kata Mahfud, anggota Tim Medis PMI Pusat.
Mahfud pun mengambil tindakan respon cepat dan memberikan pertolongan pertama dan mengatasi cidera kepada turis asal Denmark tersebut.
“Sampai saat ini sudah ada tiga wisatawan asing yang kami tangani, kebanyakan mereka mengalami keseleo dan cidera kaki akibat panik saat berlarian saat terjadi gempa,” ujar Mahfud.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya menuturkan, saat ini proses evakuasi terus dilakukan, tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas) telah melakukan lima tahap evakuasi pada Senin (6/8/2018) siang.
Ribuan turis asing dan domestik dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno di Lombok Utara. Tidak ada korban jiwa dari wisatawan di sana. Evakuasi menggunakan 3 kapal. Ditargetkan hari ini proses evakuasi terus dilakukan.
Kontributor: Atep Maulana
Be First to Comment