Press "Enter" to skip to content

Terharu, Respons Korban Gempa Lombok yang Mendapat Rumah Tinggal Sementara

Widia senang bukan main. Remaja ini merupakan korban bencana gempa bumi di lombok Nusa Tenggara Barat. Dia senang ketika melihat rumah hunian darurat yang dibangun oleh PMI sudah berdiri dan bisa ditempati.

Widia, 13 tahun, adalah anak yatim piatu dari dusun Kebon Kunyit, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan. Sebelumya dia dan bersama keluarga harus rela tidur beratapkan langit setelah gempa mengguncang Lombok dan meratakan rumah dan isinya itu.

Widia yang yang sejak kecil sudah ditinggal kedua orang tua ini menceritakan kejadian histerisnya pada waktu gempa terjadi. Saat itu telah selesai menunaikan salat Isya di Masjid besama kakek dan neneknya. Tiba-tiba gempa pun terjadi. Ia bersama kakek dan neneknya lari dan terpaksa mengungsi di pos 1 Kayangan.

“Berhari-hari kita tinggal di pos Kayangan, di sini bersama warga-warga lainnya, tidur seadanya, yang penting aman,” kata nenek Widia, Sahmun (50), bercerita.

Tiga minggu lamanya berada di pengungsian, tak membuat semangat mereka meredup. Hidup yang harus terus dijalani, membuat Sahmun dan suaminya Marwan (60) ingin membangun kembali rumahnya yang telah runtuh akibat gempa. Berbekal bantuan terpal dari Palang Merah Indonesia (PMI), Marwan bersama tim hunian PMI membangun hunian sementara yang lebih layak untuk mereka huni.

“Alhamdulilah kemarin di tenda itu bersama warga lainnya. Sekarang di satu rumah bisa tidur bertiga. Ya… walaupun masih merasa trauma. Tapi sudah lebih nyaman tinggal di rumah sementara,” tutur Sahmun.

Ony, Kordinator Shelter PMI dalam respons gempa Lombok ini mengatakan sebagian besar warga masih berada di penampungan sementara bersama warga dari desa lainnya, sampai PMI membantu membuat prototype hunian yang layak huni untuk warga.

“Kami mengajak warga untuk terlibat aktif dalam pembuatan prototype hunian sementara ini. Ini dimaksudkan agar warga juga dapat membangun hunian sementara miliknya secara mandiri, dan merasa memiliki,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sub Divisi Tanggap Darurat dan pemulihan PMI Pusat, Ridwan S. Carman mengatakan, saat ini PMI masih terus melakukan pelayanannya kepada warga masyarakat yang terdampak di Lombok, NTB.

Saat ini memasuki masa transisi ke pemulihan, Selama masa fase ini bantuan yang belum dapat diselesaikan pada saat tanggap darurat masih terus dilakukannya, seperti pembuatan tempat hunian darurat, pelayanan kesehatan, pembuatan instalasi air bersih warga, Distribusi logistik dan dapur umum, RFL, serta pelayanan lainnya.

“Sampai saat ini PMI masih terus memberikan pelayanan kepada warga, seperti contoh untuk hunian darurat, kita sudah bangun sebanyak 1,328 unit, untuk target PMI ke depannya 20.000 unit hunian darurat ,” ungkap Ridwan.

Ke depannya, di fase pemulihan ini Palang Merah Indonesia (PMI) akan melalukan intervensi program modal bantuan bencana berbasis tunai melalui pendekatan Program Bantuan Transfer Tunai (PTT).

“Faktor efektivitas, transparansi dan kepantasan inilah yang menjadi salah satu alasan kecenderungan PMI memilih program bantuan PTT untuk membantu masyarakat yang terkena bencana Lombok ini,” ungkap Ridwan.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.