Di Liang Bua, gua di salah satu pulau di Flores, ditemukan kerangka manusia kerdil, yang oleh sejumlah media disebut dengan nama Manusia Hobbit dari Flores. Sebuah studi terbaru mendapati bahwa kelompok manusia itu punah akibat letusan gunung berapi yang masif di dekat mereka tinggal.
Seperti dilansir Express.co.uk, manusia Flores atau disebut juga Homo floresiensis, memiliki tinggi sekitar 1 meter saja. Penelitian menyebutkan, manusia ini diperkirakan tiba di Flores pada 190.000 tahun lalu.
Dan pada sekitar 50.000 tahun yang lalu, kawasan tempat mereka hidup juga dihuni oleh bangau raksasa, burung nasar dan gajah kerdil (nama ilmiahnya adalah Stegadon florensis insularis).
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Human Evolution, satu tim ilmuwan dari beberapa universitas di Indonesia, Australia, Amerika Serikat, Norwegia, dan Kanada, menyatakan bahwa Homo floresiensis bersama makhluk hidup yang disebutkan tadi, punah secara bersamaan.
Para peneliti melakukan penelitian terhadap endapan sedimen di gua batu gamping di Liang Bua. Selama penelitian mereka meneliti komposisi berbagai fauna yang ada di Flores pada 190.000 tahun lalu, melalui pemeriksaan terhadap ribuan tulang binatang dan alat batu yang ditemukan di gua.
Pada akhirnya, mereka menemukan bukti letusan masif pada 50.000 tahun lalu. Letusan itu kemungkinan memberikan pengaruh besar pada punahnya ekosistem karena sulit bertahan hidup.
Mereka juga mendapati perubahan tipe alat batu yang diciptakan pada 50.000 tahun lalu, yang terbuat dari material vulkanis. Ada kemungkinan alat batu ini buatan Homo sapiens atau manusia modern.
Diindikasikan bahwa nenek moyang manusia modern tiba di Flores sebelum letusan dan mulai bersinggungan dengan manusia Flores dan hewan-hewan lain di pulau itu sebagai makanannya.
Kesimpulannya, perubahan iklim, letusan gunung api, dan kedatangan manusia modern, adalah semua penjelasan paling masuk akal untuk menjawab apa penyebab punahnya manusia Flores.
Be First to Comment