Salah satu spesies yang terancam punah di Indonesia adalah macan tutul Jawa alias Panthera pardus melas. Macan tutul ini endemik di Pulau Jawa dan sejumlah pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Kangean, Pulau Nusakambangan, Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak, Gunung Halimun, dan di Girimukti, Sukabumi.
Sebagai salah satu predator, macan tutul Jawa ini memainkan peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Tapi habitatnya banyak terancam oleh aktivitas manusia di sekitarnya. Alhasil, banyak kasus macan tutul ‘nyasar’ ke permukiman warga dan menyebabkan konflik dengan manusia.
Tak banyak riset yang dilakukan untuk macan tutul Jawa. Salah satu dari yang sedikit itu adalah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Diterbitkan di Jurnal Biodiversitas, mereka meneliti keberadaan macan tutul Jawa di hutan nonkonservasi di kawasan Cisokan, Cianjur.
Hutan di Cisokan adalah hutan yang tak terlindungi namun kemungkinan besar dapat menjadi habitat yang penting bagi macan tutul Jawa, meski permukiman baik perkotaan dan pedesaan di sekitarnya sangat berkembang pesat. Hutan ini meliputi kawasan Batu Nagok, Batununggul, Cigintung, Cilengkong, Cileungsing, Cipanas, Cisuren, Pasir Bedil, Pasir Laja, Pasir Nangka, Pasir Taman, dan Sarongge.
Melalui data tak langsung, berupa survei tanda-tanda kehadiran seperti feses, goresan, jejak kaki, dan sisa mangsa, mereka mencoba memastikan keberadaan macan tutul ini, angka persinggungannya, dan estimasi jumlah populasi macan tutul ini di kawasan yang diteliti. Sedangkan data langsung adalah berupa rekaman kamera perangkap.
Hasilnya, dari penelitian mereka diketahui bahwa kebanyakan jejak macan tutul Jawa berada di kawasan Batu Nagok dan sekitarnya, seperti Pasir Laja dan Sarongge. “Artinya, macan tutul memakai habitat di kawasan-kawasan itu untuk melakukan sebagian besar aktivitasnya,” demikian ujar peneliti. “Kawasan ini masih punya hutan alami dan macan tutul sepertinya sangat intensif menggunakan hutan alami untuk melakukan berbagai aktivitas utamanya.”
Dari hasil penelitian mereka diketahui bahwa ada sekitar 15 individu macan tutul Jawa yang terdeteksi di seluruh area yang diteliti. Habitat utama mereka mengandung vegetasi yang padat sehingga sulit diakses oleh manusia. Termasuk daerah miring sampai 40 derajat dan kawasan hutan dalam dan perbukitan yang sulit dijangkau manusia.
Perilaku ini mirip dengan macan tutul Afrika yang memilih kawasan dengan semak-semak padat di lingkungan perbukitan dan hutan tepi sungai, sebagai habitat mereka. Sebab kawasan ini sulit dirambah oleh manusia.
Be First to Comment