Indonesia adalah negeri rawan bencana. Baru saja kita diguncang gempa dan tsunami di Palu dan di Banten. Urusan logistik dan pendirian posko adalah salah satu urusan vital dalam penanganan bencana alam.
Jadi, segala macam kegiatan untuk memperkuat kemampuan kita menghadapi bencana, sudah seharusnya digalakkan, bukan?
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi yang sangat serius dalam hal penanganan bencana dan masalah kemanusiaan. Baru-baru ini, PMI menggelar finalisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Logistik zonasi dan Regional yang merupakan tindaklanjut dari berbagai serangkaian kegiatan dari simulasi logistik dan posko yang sudah dilaksanakan sebelumnya di berbagai enam titik regional di wilayah Indonesia.
“Belajar dari penanganan operasi besar di lokasi bencana Palu dan Lombok, bagaimana peran logistik dan posko ini sangat dibutuhkan dan menjadi ujung tombak dalam pelayanan kemanusiaan PMI,” ujar Kepala Markas PMI Pusat Marsda TNI (Purn) Sunarbowo Sandi, di Batam, Selasa (26/2).
Menurut Sunarbowo, dalam perkembangan di lapangan peran logistik dan posko menjadi ujung tombak tercapainya pelayanan PMI, terutama dalam bidang penanganan bencana yang cepat, tepat dan terkoordinasi.
Upaya koordinasi dan pembelajaran bersama dari berbagai pengalaman operasi bencana terus digiatkan, seperti yang dilaksanakan saat ini di kota Batam, Kepulauan Riau, dengan menggelar penyusunan finalisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Logistik Zonasi serta Finalisasi Panduan Pergudangan dan Posko.
Kepala Biro Sarana Prasarana PMI Pusat Tia Kurniawan menambahkan kegiatan finalisasi ini merupakan rangkaian pembahasan untuk menghasilan sebuah kesepakatan bersama dari berbagai kegiatan penyegaran dan simulasi logistik dan posko yang sudah dilakukan oleh PMI melalui dukungan dari Palang Merah Amerika dan USAID.
“Melalui proses finalisasi ini diharapkan ke depannya ada Standar Operasional Prosedur (SOP) serta adanya rekomendasi dari setiap wilayah regional yang sudah melaksanakan kegiatan simulasi logistik dan posko untuk dijadikan sebuah inisiasi gagasan pembelajaran yang efisien dan efektif (best Practice) dan dijadikan pembelajaran pada kegiatan berikutnya (lesson learned),” kata Tia.
Kontributor: Atep Maulana
Be First to Comment