Babi merupakan hewan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Dani di Lembah Baliem, Papua. Babi biasanya dimakan saat upacara adat, disamping itu juga babi dapat menunjukkan status sosial seseorang berdasarkan jumlah babi yang dimiliki.
Babi pada umumnya dipelihara oleh kaum perempuan dan anak-anak. Masyarakat Dani memelihara babi dengan membuat kandang. Pada malam hari, babi akan pulang ke kandang dan siang harinya babi dibiarkan bebas berkeliaran mencari makan.
Bagi masyarakat Dani, babi merupakan tanda kekayaan. Daging babi bernilai tinggi dan hanya dimakan pada saat upacara-upacara tertentu dan pesta-pesta adat lainnya. Pada saat ini, jika mereka ingin makan daging babi, maka mereka membeli di pasar karena babi yang mereka pelihara untuk keperluan upacara dan juga sebagai alat pembayaran mas kawin.
Upacara potong babi dilakukan oleh suku Dani di Lembah Baliem, Papua setiap tiga ataau empat tahun sekali dan dikenal sebagai pesta babi. Pesta babi ini dilakukan secara besar-besaran dalam rangka penyelesaian hutang piutang antar kerabat.
Upacara ini dilaksanakan melalui suatu persiapan yang cukup panjang dan sepekan sebelum dilakukan upacara, kaum laki-laki disibukkan dengan menyiapkan kayu dan batu yang berwarna hitam, batu ini tidak mudah pecah saat dibakar.
Bagi kaum perempuan bertugas mengumpulkan ubi jalar, keladi dan sayur-sayuran, sedangkan kaum laki-laki yang lebih tua bertugas memberi tanda pada babi yang didatangkan dari klen lain.
Setelah semuanya siap, maka ritualpun segera dilakukan. Babi-babi yang telah ditandai di bawa ke tengah lapangan yang dikelilingi para tamu untuk dipanah dan dipotong. Selain itu juga disiapkan seekor babi besar yang dipotong khusus dipersembahkan bagi roh nenek moyang, potongan daging babi ini diletakkan di bawah pohon yang dianggap sakral.
Kontributor: Hari Suroto
Be First to Comment