Hiu paus (Rhincodon typicus) di Papua dikenal sebagai gurano bintang, orang asing menyebutnya whale shark. Hiu ini spesies ikan terbesar, walaupun namanya hiu paus tetapi bukanlah paus.
Hiu paus terkenal tidak berbahaya bagi nelayan dan cenderung jinak. Ikan ini mudah dijumpai sepanjang tahun di perairan Kwatisore, Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire, Papua. Ciri khas ikan hiu paus yaitu berwarna abu-abu bertotol-totol putih.
Pola totol-totol putih merupakan keunikan masing-masing individu ikan, pola ini yang digunakan peneliti untuk mengidentifikasi individu ikan paus. Ikan ini merupakan ikan pelagis, selalu berenang ke sana kemari untuk menjaga keseimbangan tubuh dengan air agar tidak tenggelam dan pernapasannya tergantung sebagian besar pada air yang masuk melalui mulutnya dan keluar melalui lubang insang.
Hiu paus mempunyai alat yang efisien untuk melokalisasi makanannya yang disebut garis lateral (lateral line), yang terletak di bagian punggung memanjang dari kepala ke ekor. Garis lateral ini terletak di masing-masing sisi tubuh hiu paus.
Hiu ini dapat tumbuh sampai 18 hingga 20 meter dengan berat sekitar 20 ton.
Makanan hiu paus berupa plankton dan ikan-ikan kecil. Cara makan ikan ini dengan membuka mulutnya lebar, kumpulan plankton atau ikan kecil langsung ditelan, karena ikan ini tidak memiliki gigi.
Dalam satu kelompok ikan ini bergerombol hingga enam ekor. Untuk melihat ikan ini di perairan Kwatisore Nabire, dapat dilakukan pada pagi atau sore hari.
Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura)
Be First to Comment