Burung rangkong atau orang Papua menyebutnya burung tauntaun atau burung kumkum dalam bahasa Inggris dikenal dengan hornbill bird. Burung tauntaun dengan paruh yang lebih besar dari tubuhnya, merupakan penghuni hutan Papua. Burung ini dinamakan tauntaun karena pada paruhnya terdapat tanda yang menunjukkan umur burung ini. Semakin banyak tanda pada paruhnya maka semakin tua burung tersebut.
Burung ini termasuk burung yang setia pada pasangan, sepasang burung ini akan setia hingga mati. Jika salah satu pasangan mati oleh pemburu, maka pasangan yang ditinggalkan tidak akan mencari pasangan baru.
Burung ini menyukai membuat sarang dengan mematuk batang dan dahan pohon yang besar dan tinggi. Dalam lubang yang dibuat itulah burung betina akan bertelur dan mengerami telurnya. Seluruh badan akan berada di dalam lubang hanya kepala dan paruhnya saja yang keluar dari lubang sarangnya. Saat burung betina mengerami telur, burung jantan akan membawakan makanan. Setelah telur menetas maka burung betina keluar sarang dan bergantian dengan burung jantan mencari makan dan menjaga anak-anaknya di sarang.
Suku Muyu di Boven Digoel dalam budayanya mengenal pakaian tradisional penutup alat kelamin terbuat dari paruh burung tauntaun yang dikeringkan.
Burung tauntaun hasil buruan, dipotong pada bagian paruh, kemudian paruh dikeringkan diatas perapian untuk menghilangkan baunya. Setelah dijemur lalu dilubangi pada bagian tengah, kemudian dimasukkan tali untuk pengikat pinggang.
Penulis: Hari Suroto (Arkeolog, tinggal di Jayapura). Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari
Be First to Comment