Konstruksi bangunan tahan gempa dibutuhkan untuk rekonstruksi bangunan yang rusak akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Agustus 2018 lalu. Khususnya kondisi gedung sekolah untuk membuat anak-anak nyaman dan aman belajar.
Saat ini Palang Merah Indonesia (PMI) kini tengah menyelesaikan pembangunan lima unit sekolah permanen di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pembangunan kembali sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa bumi tersebut dirancang secara khusus dengan struktur bangunan tahan gempa.
“Sebagai daerah yang terdampak bencana gempa beberapa waktu lalu, maka dalam struktur pembangunan sekolah tersebut harus dirancang khusus dengan konsep mitigasi sehingga harus tahan gempa,” ujar Pengurus PMI Pusat Dwi Hartanto.
Dijelaskannya, program pembangunan sekolah ini merupakan bentuk komitmen PMI dalam membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca terjadinya bencana gempa Lombok yang telah menghancurkan segala sarana dan infrastruktur di wilayah tersebut tahun lalu.
Menurutnya, sampai saat ini PMI dengan dukungan berbagai pihak masih terus memberikan pelayanan kepada masyarakat di wilayah yang terdampak di wilayah Lombok ini, salah satunya dengan membangun kembali fasilitas umum yang rusak.
Selain membangun sekolah, sambung Dwi, PMI juga tengah membangun lima masjid permanen di beberapa wilayah terdampak yang sebelumnya kondisi masjidnya hancur dan tidak berfungsi akibat bencana gempa tahun lalu.
Untuk lokasi pembangunan sekolah itu sendiri, PMI memfokuskan beberapa lokasi wilayah terdampak parah di antaranya sekolah yang berada di Desa Sembalun Bumbung Kecamatan Sembalun, Desa Obel Obel Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.
Selain itu lokasi lain yang menjadi pembangunan sekolah PMI yaitu di desa Dangiang dan Gumantar di Kabupaten Lombok Utara dan Desa Dopang Kabupaten Lombok Barat.
Sementara itu, salah satu Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) Nahdlatul Wathan Pangsor Gunung Kecamatan Sembalun, Marjueni menyampaikan rasa terima kasih kepada PMI yang telah memberikan bantuan pembangunan gedung sekolah permanen di sekolahnya. Diakuinya pasca bencana gempa di wilayahnya tersebut membuat ambruk sekolahnya dan tidak bisa digunakan untuk kegiatan proses belajar mengajar.
“Kami sangat berterima kasih atas apa yang sudah di bangun PMI Kami akan memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan proses belajar-mengajar,” tutur Marjueni.
Hal senada juga diungkapkan Hadianti Rukmana, siswi kelas tiga di sekolah tersebut mengungkapkan kegembiraan dan ucapan terimakasih atas dibangunkannya kembali sekolah yang sebelumnya dirinya harus belajar di kelas darurat. Sebelumnya dirinya tidak pernah mengira bahwa perjalanan pendidikannya harus terhenti akibat sekolahnya ambruk dan mengalami guncangan akibat dampak peristiwa Gempa.
“Saya ucapkan terimakasih kepada PMI yang telah membangun sekolah kami sehingga kami bisa belajar dengan nyaman,” pungkas Hadianti.
Penulis: Atep Maulana (aktivis PMI). Bisa dihubungi di Instagram: @maulana_atep
Be First to Comment