Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Parental Control, Mengapa Fitur Ini Penting Sekali untuk Lindungi Anak

Pada era digital ini, kemungkinan anak terpapar teknologi semakin besar. Tak jarang orang tua memberikan gadget kepada anak untuk berbagai keperluan. Tapi masalahnya, hanya 29 persen orang tua yang menerapkan parental control pada perangkat yang digunakan anak mereka. Untungnya itu data global, sedangkan orang tua di Indonesia, ternyata jauh lebih protektif.

Semakin intens anak beraktivitas di internet maka semakin besar pula kemungkinan mereka mengakses berbagai konten yang tidak pantas, mulai dari pornografi sampai konten berbahaya yang mengandung radikalisme dan terorisme. Atau yang berhubungan dengan privasi dan keamanan finansial keluarga. Dari temuan studi yang dilakukan ESET di kawasan APAC atau Asia Pasifik, sebanyak 29 persen orang tua memberikan izin kepada anak-anak untuk mengunduh program dan aplikasi mereka sendiri. Inilah bahayanya.

Pencegahan selalu menjadi penting dalam hal memberikan perlindungan terhadap anak. Itulah gunanya parental control sebab fitur ini berarti perlunya peran orangtua berinteraksi dalam kehidupan dunia maya anak-anaknya. Orangtua diajak berperan untuk lebih pro-aktif melindungi anak saat beraktivitas di internet tanpa anak merasa diintervensi oleh orangtuanya. Karena tanpa pengawasan yang tepat, anak-anak bisa menempatkan diri mereka sendiri dan keluarga mereka dalam bahaya.

“Peran Parental Control harus lebih diperkuat, terutama dengan munculnya keterlibatan sosial atau platform konten. Di usia muda, keingintahuan seorang anak harus dipupuk dan dilindungi. Kontrol orang tua memfilter aksesibilitas ke kemungkinan konten terlarang yang mungkin berdampak negatif pada anak-anak. Kontrol orangtua juga secara tidak langsung mengajarkan anak-anak nilai uang ketika membeli barang secara online. Ini adalah pelajaran berharga bagi anak-anak untuk dipelajari di usia muda, untuk memastikan bahwa mereka tidak menerima pembelian online begitu saja,” kata FitzGerald, peneliti Senior ESET

Selain Parental Control, orang tua sendiri juga harus bertanggung jawab atas aktivitas anak-anak mereka saat online. Dari hasil survei APAC hanya 36% responden yang melakukannya dengan memantau aktivitas anak saat menggunakan perangkat pintar mereka. Studi ini menunjukkan kurang perhatiannya orangtua terhadap aktivitas online anak, padahal di titik ini orangtua harus punya andil lebih banyak dalam mengawasi anak. Usia muda adalah usia yang sangat krusial.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Rupanya masih ada harapan. Soalnya, dari studi yang sama diketahui bahwa sebanyak 72% orang tua di Indonesia sepakat jika mereka harus mengawasi aktivitas online anak. Dengan demikian orangtua di Indonesia adalah yang paling protektif terhadap keamanan anak di kawasan Asia Pasifik. Selaras dengan temuan sebelumnya di mana 56% responden Indonesia menggunakan Parental Control untuk perangkat anak.

Sebagai orang tua, sudah seharusnya menggunakan perangkat pintar sebagai sarana mendidik dan menghibur anak-anak. Karena itu penting untuk memastikan bahwa konten, platform, dan pengguna lain yang mereka terlibat dan terhubung dengan anak, aman. Seperti kita ketahui bahwa penjahat dunia maya seringkali mengambil keuntungan dari keluguan anak, dari sifat mudah percaya anak untuk mendapatkan informasi pribadi atau finansial yang akan mengarahkan pada penipuan atau pencurian identitas.

“Anak-anak hanya tahu internet adalah entitas ajaib yang mampu menjawab semua pertanyaan dan keingintahuan mereka. Yang tidak mereka tahu adalah tentang virus atau malware, privasi online, phising, etika jejaring sosial dan masalah internet lainnya. Di sini orangtua punya kewajiban untuk hadir sebagai jembatan penghubung yang mangarahkan anak agar sampai di seberang dengan aman tanpa harus mengekang aktivitas anak, ” kata Yudhi Kukuh IT Security Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia.

Memantau aktivitas anak-anak kita secara online diperlukan, terutama jika kita ingin mereka belajar dan aman secara online. Menjadi orang baru di internet bisa menjadi pengalaman yang memuaskan atau menakutkan bagi mereka. Karena itu penting untuk mengurangi risiko mereka menghadapi kejahatan siber dunia maya untuk mengurangi dampak dari pengalaman internet mereka. Selain itu, ini juga untuk memastikan bahwa mereka tidak melakukan kebiasaan buruk seperti cyberbullying. Pada intinya, poin utama yang ingin ESET bangun pada anak-anak adalah agar mereka mampu mengembangkan kebiasaan dan etika yang baik secara online dan offline.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.