Jangan anggap remeh kemampuan tikus. Hewan ini punya kemampuan lebih dari sekadar hewan yang dianggap kotor. Tikus mampu mendeteksi benda berbahaya, seperti ranjau darat.
Tapi memang bukan tikus sembarang tikus yang mampu mendeteksi ranjau itu. Tikus yang memiliki kemampuan itu adalah tikus berkantung dari Afrika. Tikus berukuran besar ini asli dari kawasan sub-Sahara Afrika.
Tikus ini memang berukuran luar biasa besar. Panjangnya bisa mencapai 1 meter dari moncong sampai ujung ekor. Tikus ini dapat dilatih untuk mendeteksi ranjau dan tubercolosis. Tapi masih sulit membiakkannya di penangkaran. Para ilmuwan masih mempelajari mengenai biologi dan bagaimana hierarki sosialnya.
Peneliti dari Cornell University telah mendapati bahwa sistem reproduksi tikus besar ini berbeda dengan spesies lain. Dalam studi bertajuk “Anogenital Distance Predicts Sexual Odour Preference in African Giant Pouched Rats,” yang terbit di jurnal Animal Behaviour tahun 2017, disebutkan bahwa tikus ini mencari pasangan yang betul-betul siap kawin/paten. Masalahnya perkembangan seksual tikus betina sangat lambat. Oleh sebab itu, ternyata tikus jantan punya sistem anogenital distance (AGD) yang lebih panjang.
AGD adalah penanda maskulinisasi tak langsung. Pejantan dengan AGD yang lebih pendek disebut tak punya preferensi untuk menemukan betina yang paten. Begitu juga, betina yang tidak paten tidak akan terdeteksi oleh pejantan yang siap membuahi.
Tikus ini berasal dari genus Cricetomys dengan spesies antara lain: Cricetomys ansorgei, Cricetomys emini, Cricetomys gambianus, dan Cricetomys kivuensis. Yang menarik jelas kemampuannya mengendus ranjau darat. Indera penciumannya memang sangat akurat dan pada saat yang sama, bobotnya cukup ringan untuk tidak memicu ledakan. Tikus ini dilatih oleh APOPO, sebuah lembaga nonprofit berbasis di Tanzania
Be First to Comment