Press "Enter" to skip to content

Mengusulkan Ukiran Asmat jadi Warisan Budaya yang Diakui UNESCO

Siapa dari kalian yang tak mengenal suku Asmat di Papua? Suku ini terkenal memiliki tradisi seni ukir yang khas dan terkenal sampai ke mancanegara. Bahkan seniman terkenal Eropa, Pablo Picasso, pada masa hidupnya mengagumi seni ukir ini.

Oleh sebab itu, rasanya perlu sekali tradisi seni ukir khas ini diusulkan menjadi salah satu warisan budaya Papua yang diakui oleh UNESCO.

Seni ukir asmat tergolong dalam “primitif art”. Seni ukir Asmat menunjukkan keahlian istimewa pembuatnya yang disertai perasaan yang tinggi akan garis-garis indah dan komposisinya.

Maha karya yang terdiri atas beragam ukiran itu muncul di tengah masyarakat yang melangsungkan hidupnya di atas lumpur rawa.

Pelestarian tradisi ukiran Asmat merupakan sebuah unsur penting untuk memelihara identitas, jati diri, dan rasa bangga orang Asmat terhadap budayanya sendiri.

Seni ukir Asmat dapat dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda yang perlu diusulkan guna memperoleh perlindungan, pengakuan dan pengesahan UNESCO sebagai warisan dunia dari Papua.

Konvensi UNESCO 2003 menetapkan sejumlah karakteristik untuk mengategorikan suatu budaya termasuk dalam warisan budaya tak benda.

Ciri-ciri budaya yang masuk dalam kategori tersebut adalah budaya yang ditularkan antargenerasi, berkembang secara dinamis, menyatu dengan identitas komunitas, dan merupakan sumber kreativitas.

Bentuk atau jenis ukiran Asmat bisa berbentuk rupa manusia, perahu, perisai, dan lain-lain. Dengan motif hewan seperti cicak, kadal, ataupun purwarupa alam.

Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.