Pada Suku Dani, di Lembah Baliem, Papua, hiasan pada tubuh serta lambang aksesoris yang dipergunakan juga akan mempengaruhi penampilan dan sistem kepemimpinan jika dipandang dari kehidupan sosial, tokoh yang kuat, berani, cakap, terampil dan dipercayai dapat melindungi serta mengatur kehidupan dan masa depan sukunya.
Terdapat aksesoris pada tubuh pria Suku Dani yaitu kare-kare atau perhiasan di kepala seperti mahkota dari bulu burung (berwarna merah atau putih), kinisi atau puali yaitu perhiasan kepala dari burung elang atau nuri atau bangau putih, perhiasan pada hidung berupa taring babi atau disebut wam esi. Perhiasan wajah berwarna putih di kening disebut herabuak, perhiasan bulu ekor anjing di lengan kiri dan kanan disebut yeke esi, perhiasan di dada semacam dasi disebut walimo, perhiasan dari bulu burung elang di punggung disebut sawusa dan busana tradisional pria berupa holim atau koteka.
Sedangkan aksesoris pada tubuh perempuan suku Dani berupa perhiasan di ķepala seperti mahkota dari bunga berwarna kuning disebut holusogom eken, perhiasan dì leher dan dada (semacam dasi dari kulit kayu) disebut zion atau tipar, rok tradisional bagi seorang gadis belum menikah disebut sali, rok tradisional bagi perempuan Dani yang sudah menikah disebut yokal. Rok perempuan Dani terbuat dari benang rajutan kulit kayu disebut pisak kagalek, rok ini berwarna kulit kayu. Rok tradisional perempuan berwarna kuning atau merah pada bagian lapisan atas disebut yokal ewe atau elyem.
Peralatan yang selalu dipegang pria berupa tombak panjang terbuat dari kayu berwarna hitam disebut sege. Alat berburu atau alat perang berupa busur dan anak panah disebut sikhe. Benda seperti sulak berwarna putih bernama toktok dan benda seperti sulak berwarna hitam dari bulu burung kasuari disebut muliage.
Penulis: Hari Suroto (Arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari
Be First to Comment