Press "Enter" to skip to content

Benarkah Lembah Baliem adalah Shangri-La yang Misterius?

Shangri-La adalah tempat khayalan, merujuk pada suatu lembah yang misterius, tersembunyi, namun sangat indah, yang diceritakan di novel Lost Horizon, karya penulis Inggris, James Hilton. Shangri-La pernah dikaitkan dengan utopia di Himalaya, yaitu suatu tempat yang terisolasi di pegunungan tertinggi di dunia itu.

Ternyata nama Shangri-La juga pernah disematkan pada Lembah Baliem di Papua oleh karena keindahannya, yang tampak dari ketinggian. Nama itu diberikan oleh pilot Amerika yang terbang melintasi Papua pada 1944.

Sang pilot terkagum-kagum pada keindahan Lembah Baliem dan kehidupan masyrakatnya. Dari ketinggian tampak kebun ubi jalar dikelilingi oleh pagar yang tertata rapi, pria dan wanita suku Dani dengan pakaian tradisional bekerja rajin di kebun, dan perkampungan dengan rumah tradisional honai yamg sangat khas dan natural.

Tak lama sesudah peristiwa penemuan Lembah Baliem tersebut, pasukan Amerika yang cuti tugas, untuk menghilangkan stres karena peperangan melawan pasukan Jepang di Pasifik tak juga kunjung dimenangkan, ingin bertamasya ke Lembah Baliem. Baik tentara Amerika laki-laki maupun wanita, bertamasya dengan pesawat ke Lembah Baliem.

Tamasya ini berakhir tragis karena satu pesawat terjatuh sebelum mencapai tujuan, penumpangnya tewas, kecuali dua orang tentara laki-laki dan seorang tentara wanita yang selamat. Usaha evakuasi para korban ini bukanlah hal yang mudah karena pada waktu itu belum ada sama sekali landasan pesawat terbang di Lembah Baliem, sehingga dibutuhkan pesawat layang.

Suku Dani dengan pakaian kotekanya yang berada di lokasi penyelamatan, bersikap ramah dan tak tampak sedikitpun sikap permusuhan dengan orang asing berkulit putih ini. Para anggota tim penyelamat menganggap keeksotisan Lembah Baliem sebagai suatu fenomena yang menarik layaknya dalam suatu lukisan. Kisah penyelamatan pasukan Amerika di Lembah Baliem ini menjadi viral di dunia saat itu.

Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.