Press "Enter" to skip to content
Image by Peggy und Marco Lachmann-Anke from Pixabay

Bisakah Kita Terinfeksi Corona Lagi Setelah Sembuh? Ini Jawabannya

Angka kesembuhan dari COVID-19 mencapai 327.000 kasus di seluruh dunia. Sebetulnya apa yang terjadi pada mereka yang sembuh? Adakah efek jangka panjang virus itu pada tubuh manusia?

“Bila semua berjalan baik, sistem kekebalan tubuh kita akan memusnahkan virus corona dari tubuh,” ujar Tom Duszynski, Direktur Pendidikan Epidemiologi di Indiana University-Purdue University Indianapolis, di The Conversation. “Seseorang yang terinfeksi dan bertahan tanpa efek kesehatan jangka panjang atau disabilitas sudah pulih.”

Memang, masih ada banyak misteri. Misalnya, masih belum jelas bagaimana orang bisa sembuh, bagaimana penyakit itu berdampak pada jangka panjang dalam diri seseorang, atau berapa lama mereka akan kebal. Berikut ini adalah beberapa hal yang kita tahu dari mereka yang dinyatakan sembuh, seperti dilansir Business Insider:

Sembuh itu maksudnya bagaimana?
Dr. Bala Hota, guru besar bidang penyakit infeksi di Rush University Chicago, kepada CNN mengatakan bahwa banyak pasien yang dinyatakan sembuh masih mengalami batuk ringan dan merasa sedikit lelah. Butuh waktu sampai 6 minggu untuk benar-benar bebas dari kondisi itu. Sedangkan yang lebih parah bisa butuh berbulan-bulan.

Adapun mereka yang sempat pakai ventilator beda lagi. Menurut Dr. J. Randall Curtis, professor di University of Washington Harborview Medical Centre, mereka harus pakai alat itu selama beberapa pekan. Lalu setelah lepas, mereka kadang harus tetap di ICU selama beberapa hari. Setelah itu baru pindah ke rawat inap biasa selama beberapa hari atau minggu sampai benar-benar siap pulang.

Efek lanjutan
Dr. Shu-Yuan Xiao, seorang profesor patologi di University of Chicago School of Medicine, kepada ABC News mengatakan bahwa kebanyakan pasien dengan kasus COVID-19 yang ringan akan sembuh tanpa efek lanjutan. Beda dengan pasien dengan kondisi yang lebih berat. Otoritas Rumah Sakit di Hong Kong mengatakan bahwa dalam satu kelompok pasien yang terdiri dari 12 orang, sebanyak dua sampai tiga orang menunjukkan penurunan kapasitas paru. Mereka akan butuh banyak usaha untuk menghirup udara. Sementara hasil scan terhadap 9 pasien menunjukkan adanya kerusakan organ.

Antibodi dan Kekebalan Tubuh
Mereka yang sembuh diduga mengembangkan antibodi yang dapat melawan virus itu supaya tidak balik lagi. Ini membuat mereka kebal. Namun belum diketahui berapa lama antibodi ini mampu bertahan.

Dr. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, kepada The Daily Show berkata bahwa mereka yang sembuh akan terlindungi dari infeksi kembali. Dia juga mengatakan bahwa lantaran virus itu tak terlalu banyak bermutasi maka mereka yang sembuh kemungkinan akan kebal. Mereka juga sudah bebas beraktivitas kembali.

Tetapi memang ada kekhawatiran bahwa kekebalan itu tak akan berlangsung lama. CDC Korea melaporkan bahwa sebanyak 51 orang yang sempat dinyatakan sembuh ternyata kembali positif terinfeksi virus corona. Kasus serupa juga terjadi di China. Direktur Jenderal CDC Jeong Eun-kyeong mengatakan kemungkin yang terjadi adalah virus di dalam tubuh mereka yang aktif kembali, jadi bukan tertular dari orang lain.

Kapan dapat meninggalkan karantina mandiri?

Bila kamu sakit dan ingin tahu apakah sudah sembuh, maka jawabannya akan tergantung pada fakta apakah kamu pernah menjalani tes atau tidak. Kalau belum pernah tes maka kamu bisa keluar dari karantina bila memenuhi 3 kriteria: pertama, kamu tidak demam dalam waktu 72 jam terakhir tanpa makan obat penurun panas, gejala lain (seperti tarikan nafas yang pendek atau batuk) sudah baikan dan kamu tidak mengalaminya setidaknya tujuh hari.

Apabila kamu sudah tes, kamu harus tes lagi dan dinyatakan negatif sebanyak dua kali dalam rentang waktu 24 jam. Tes ini pun harus dilakukan setelah kamu tak lagi demam tanpa minum obat.

Walau kamu dinyatakan sembuh dan bisa keluar dari karantina mandiri, kamu tetap harus waspada. Kamu harus mengurangi kontak dengan orang lain, dan melakukan disinfektan semua barang yang akan kamu sentuh.

Namun para ilmuwan masih belum pasti kapan seseorang yang terinfeksi COVID-19 tidak lagi dapat menularkan penyakit itu kepada orang lain

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.