Press "Enter" to skip to content

Kegiatan Sekolah Menulis Papua Selama Masa Karantina

Pada dasarnya kegiatan menulis dapat dilakukan dalam kondisi apa pun. Seperti pada masa karantina akibat Covid-19, penulis tetap bisa produktif menghasilkan tulisan. Justru pada masa seperti ini semestinya penulis sanggup lebih reflektif dan menuangkan pemikiran atau gagasan-gagasannya lewat tulisan. Bukan berarti mengharapkan kondisi ini ada. Namun, tulisan memang sering terlahir dari situasi resah.

Kegiatan Sekolah Menulis Papua yang telah direncanakan sejak Maret adalah diskusi buku dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia pada 23 April. Namun kegiatan ini tentu belum dapat dilaksanakan. Namun demikian, secara umum anggota Sekolah Menulis Papua tetap aktif menulis selama masa karantina. Beberapa aktivitas dapat disebutkan berikut.

M. Irsan, anggota senior Sekolah Menulis Papua yang bekerja sebagai operator analis kimia di Perusahaan Listrik Negara, tetap menulis selama masa karantina. Salah satu puisi yang dihasilkannya berjudul Shift Malam. Ia menjadikan puisi itu untuk menggambarkan perasaannya atas situasi wabah.

Vivian Yulias Sabela, anggota senior Sekolah Menulis Papua yang berprofesi sebagai apoteker juga menulis brosur tentang penggunaan antibiotik. Ini sesuai bidang yang digelutinya.

Rafi, Kepala Sekolah Menulis Papua yang berprofesi sebagai desainer grafis, menulis cerpen bergenre romance yang dipadukan dengan konsep reinkarnasi.

Nuy Widjanarko, anggota senior Sekolah Menulis Papua yang banyak berprestasi di bidang mendongeng, menulis refleksi tentang keadaan yang berlangsung. Ia menyampaikan pandangannya, “Karantina memberikan banyak waktu untuk merenungi rasa, pikiran, dan berbagai hal yang tertumpuk oleh aktivitas padat sebelumnya. Proses perenungan yang berkecamuk kadang berakhir buntu. Saya lalu menuliskannya untuk membuat diri lebih tenang.”

Sementara Dzikry J.R., pendiri Sekolah Menulis Papua juga tetap melakukan aktivitas menulis selama masa karantina. Ia bahkan sempat menjadi dewan juri lomba menulis opini yang diselenggarakan Bawaslu Kota Jayapura, yang usai pada tanggal 9 April 2020. Dzikry juga memiliki beberapa deadline yang lain, seperti menulis esai dan rancangan buku.

“Saya percaya kesehatan raga sangat dipengaruhi oleh kekuatan jiwa. Bila jiwa kita tenang dan stabil insya Allah raga akan baik-baik saja. Patuhi prosedur kesehatan yang disarankan pemerintah, menjaga diri, dan tetap menulis. Karena menulis dapat menjadi terapi yang baik untuk jiwa dan raga kita,” kata Dzikry.

Penulis: Hari Suroto (arkeolog, tinggal di Jayapura) Bisa dihubungi di Instagram: @surotohari

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.