Press "Enter" to skip to content
Bunga ketepeng badak alias Cassia alata (dok. commons.wikimedia.org/Judgefloro)

Potensi Daun Ketepeng Badak dan Benalu Sebagai Obat COVID-19 Sedang Diteliti

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang meneliti kandidat obat COVID-19, di antaranya adalah ekstrak daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp.) sebagai obat herbal. Sampai sekarang memang belum ada formula obat atau vaksin yang tepat untuk mengobati virus ini yang direkomendasikan WHO.

Kepala Pusat Penelitian Kimia, Yenny Meliana mengatakan, LIPI tengah bekerja sama dengan Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Kyoto University, Jepang mengembangkan ekstrak daun ketepeng badak dan benalu sebagai alternatif dalam pengobatan COVID-19. Senyawa-senya di dalam tanaman itu dilaporkan mempunyai aktivitas antivirus.

“Senyawa yang diprediksi dapat berperan aktif sebagai antivirus adalah kaempferol, aloe-emodin, quercitrin, dan quercetin,” kata Yenny, seperti dilansir Lipi.go,id.

Peneliti bidang farmasi kimia Pusat Penelitian LIPI, Marissa Angelina menyebutkan, langkah-langkah yang telah dilaksanakan pada pasien COVID-19 terbatas pada tindakan preventif dan suportif yang dirancang untuk mencegah komplikasi dan kerusakan organ lebih lanjut. Beberapa studi pendahuluan telah menguji kombinasi agen potensial seperti protease inhibitor lopinavir/ritonavir yang umumnya digunakan untuk mengobati virus HIV, digunakan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi COVID-19.

“Selain itu, dilaporkan juga adanya penggunaaan obat malaria yaitu qlorokuin dan emodin,” ujar Marissa. Tanaman yang mengandung komponen utama flavonoid dan flavonoid glikosida juga banyak dilaporkan sebagai zat aktif utama sebagai antivirus.

Menurut Marissa, pengembangan bahan baku obat dan obat herbal terstandar merupakan upaya yang sangat penting dalam mendukung kemandirian obat Indonesia yang memiliki berbagai keanekaragaman hayati. “Pengembangan bahan baku obat berbasis tanaman berpotensi untuk jangka panjang dan memiliki peluang besar bagi industri bahan baku obat di Indonesia,” katanya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.
%d blogger menyukai ini: