Press "Enter" to skip to content
Image: © Copyright The University of Manchester

Temuan Teks di Potongan Gulungan Laut Mati yang Dikira Kosong

Sebanyak empat potongan Gulungan Laut Mati yang tadinya dikira kosong, ternyata mengandung aksara tersembunyi. Tak hanya itu, potongan-potongan perkamen kuno ini mengandung huruf, benang yang dijahit, garis-garis, dan bahkan kata yang dapat dilihat.

Awalnya temuan itu tak diperhatikan, sampai kemudian Joan Taylor, seorang profesor di King’s College London, menggunakan kaca pembesar dan melihat ada sebuah huruf lamed atau L. Dia lalu menduga, potongan lain juga ada hurufnya.

Terbukti dia benar. Peneliti menemukan satu dari empat potongan punya empat baris teks, dengan 15-16 huruf baik yang sempurna maupun terpisah-pisah. Satu kata “Shabbat” yaitu kata Ibrani untuk Hari Sabat, terlihat jelas. Dari petunjuk ini, dan huruf-huruf lainnya, diduga potongan ini bagian dari Kitab Yehezkiel 46:1-3. Ayat ini berbunyi demikian:
46:1 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pintu gerbang pelataran dalam yang menghadap ke sebelah timur haruslah tertutup selama enam hari kerja, tetapi pada hari Sabat supaya dibuka; pada hari bulan baru juga supaya dibuka.
46:2 Raja itu akan masuk dari luar melalui balai gerbang dan akan berdiri dekat tiang pintu gerbang itu. Sementara itu imam-imam akan mengolah korban bakaran dan korban keselamatan raja itu dan ia akan sujud menyembah di ambang pintu gerbang itu, lalu keluar lagi. Dan pintu gerbang itu tidak boleh ditutup sampai petang hari.
46:3 Penduduk negeri juga harus turut sujud menyembah di hadapan TUHAN di pintu gerbang itu pada hari Sabat dan hari bulan baru.

Untuk diketahui, Gulungan Laut Mati mengandung lebih dari 900 naskah kuno yang ditulis oleh sebuah sekte Yahudi kuno yang dikenal dengan nama Essenes. Sejak penemuan gulungan di gua-gua di Qumran di Tepi Barat pada 1946, para ilmuwan telah meneliti teks-teks, yang meliputi versi-versi dari Alkitab Ibrani, kalender, pengamatan astronomi dan aturan publik.

Meskipun beberapa perkamen yang disebut-sebut sebagai Gulungan Laut Mati ternyata adalah palsu, potongan perkamen yang diteliti oleh Taylor adalah asli, menurut pernyataan dari University of Manchester di Inggris. Fragmen-fragmen ini ditemukan selama penggalian resmi gua Qumran, dan tidak pernah mampir ke pasar barang antik.

Pada 1950-an, pemerintah Yordania memberikan beberapa potongan naskah kepada Ronald Reed, seorang ahli perkamen kuno dari University of Leeds di Inggris, supaya bisa diteliti lebih lanjut. Pada saat itu, mereka menduga naskah itu kosong dan bisa digunakan untuk melakukan tes sains. Setelah Reed dan mahasiswanya, John Poole, mempelajari naskah itu, mereka menyimpannya baik-baik.

Koleksi itu kemudian disumbangkan kepada Universitas Manchester pada 1997, tapi kurang diperhatikan. Sampai kemudian Taylor menemukan huruf Ibrani itu. Untuk melihat apakah potongan lain mengandung teks, dia memotret seluruh potongan yang ukuran panjangnya lebih dari 1 cm dan terdiri dari 51 potongan. Kalau diperhatikan dengan mata telanjang sulit sekali melihat hurufnya.

Tapi Taylor tidak menggunakan fotografi yang biasa melainkan multispectral imaging, sebuah teknik yang menggunakan beberapa panjang gelombang yang berbeda, seperti infra merah pada spektrum elektromagnetik untuk merekam gambar yang sulit dilihat, seperti tinta berbasis karbon pada Gulungan Laut Mati itu. Pada akhirnya, Taylor dan koleganya berhasil menemukan barisan kata atau sisa-sisa huruf. Tapi hanya empat fragmen yang mengandung teks Ibrani atau Aramik. Salah satu dari potongan-potongan itu berasal dari tepi gulir perkamen yang dijahit, dan ada beberapa huruf di atasnya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.