Uni Emirat Arab akan meluncurkan misi interplanetary pertama mereka ke Planet Mars pada bulan depan. Misi orbiter bernama “Amal” yang artinya “harapan” itu akan diberangkatkan dari Pulau Tanegashima di Jepang, pada 15 Juli 2020.
Diperkirakan orbiter Amal akan tiba di Mars setelah perjalanan selama tujuh bulan dan mulai mengorbit di planet “merah” itu. Pesawat seberat 1.350 kg akan menyelesaikan satu orbit setiap 55 jam untuk total satu tahun Mars, yaitu 687 hari. Amal akan berfokus mempelajari iklim di Mars dengan berbagai sensor yang ditujukan untuk memahami pola cuaca di planet itu.
Orbiter Amal memiliki tiga sensor: satu adalah kamera beresolusi tinggi untuk melacak pergerakan debu dan ozon di Mars. Ia akan memindah berbagai frekuensi cahaya. Perangkat lain akan berfokus pada pemindaian infra merah dan didesain khusus oleh ilmuwan di Arizona State University. Kamera infra merah ini akan mengukur atmosfer bawah maupun atas. Sensor ketiga adalah spektrometer ultraviolet untuk mengukur kadar oksigen dan hidrogen.
Deputy project manager dan Menteri Advanced Science, Sarah al-Amiri, seperti dilansir Daily Mail, mengatakan: “Kita mempelajari Mars yang tampak serupa dengan Bumi tapi tak memiliki air, salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan. Namun, apabila di Mars ada badai debu yang besar, apakah itu akan meningkatkan keberadaan hidrogen dan oksigen yang terbebas?”
Sir Ian Blatchford, Direktur Science Museum Group, kepada BBC mengatakan bahwa misi ke Mars ini akan menghadirkan gambaran yang paling komprehensif dan holistik mengenai iklim di Mars.
Uni Emirat Arab sendiri berharap bahwa peluncuran misi itu juga akan membuka peluang lebih luas bagi anak-anak muda di negeri itu. Sementara bagi negeri, pencapaian itu akan menempatkan Uni Emirat Arab sebagai salah satu negara yang penting dan berpengaruh dalam hal penelitian luar angkasa. Sebab, jika misi ini berhasil menempatkan orbiter di orbit Mars, itu akan menandai satu dari sedikit keberhasilan. Sebab, kebanyakan misi ke Mars gagal. Saat ini hanya ada delapan misi Mars yang sedang aktif.
Ini bukan misi luar angkasa pertama Uni Emirat Arab. Mereka telah meluncurkan empat satelit observasi Bumi dan mengirimkan astronaut mereka, Hazzaa al-Mansoori, ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS). Tentu saja, mengirimkan misi ke ISS dan ke Mars akan sangat jauh berbeda di segala sisi. Jarak Bumi ke Mars sendiri adalah sejauh 308 juta mil.
Itulah sebabnya Uni Emirat Arab menggandeng banyak pakar dari Jepang dan Amerika Serikat. Mohammed bin Rashid Space Centre di Dubai telah bekerja sama dengan pakar ruang angkasa di University of Colorado, Arizona State University dan Space Sciences Laboratory di Berkeley, California.
Be First to Comment