Kita tahunya buaya saja. Tapi di luar sana, yang kita sebut dengan ‘buaya’ memiliki banyak nama. Ada alligator, crocodile, gharial, dan caiman. Apa sih bedanya? Yuk kenali.
Kalau dari taksonominya, sampai ke ordo, semua reptil ini sama, yaitu: Filum Chordata; klas Reptilia, dan Ordo Crocodilia. Nah, di bawahnya, ada 3 familia dan 23 spesies. Perbedaannya baru muncul di kelompok familia. Kelompok Crocodilia ini terdiri dari familia alligatoridae (meliputi alligator dan caiman); familia crocodylidae, yang meliputi crocodile; dan familia gavialidae, yang berisikan gharial atau gavial.
Lalu ke asal mereka. Umumnya crocodile ditemukan di Afrika, Asia Tenggara, dan Australia bagian utara. Sedangkan alligator bisa ditemukan di Florida dan di selatan Amerika Serikat serta di sepanjang Gulf Coast. Caiman sendiri banyak ditemukan di Amerika Selatan bagian utara. Ada lagi yang namanya gharial atau gavial, yang banyak ditemukan di bagian utara anak benua India.
Kini kita ke bentuk atau ciri-cirinya ya. Cara termudah adalah membedakan hidung atau moncongnya. Alligator dan caiman memiliki moncong berbentuk “U” yang lebar. Sedangkan crocodile cenderung memiliki bentuk moncong “V”. Sedangkan gharial memiliki moncong memanjang yang sangat efektif untuk menangkap ikan (itulah sebabnya ia disebut juga ‘buaya pemakan ikan’) dan di ujungnya ada bentuk seperti pot gerabah yang dalam bahasa India disebut ghara, dari situlah dia diberi nama gharial.
Baca juga: Buaya Purba Diduga Berjalan dengan Dua Kaki
Moncong lebar alligator dan caiman dirancang untuk kekuatan sehingga mampu meremukkan cangkang kura-kura atau invertebrata bercangkang keras lainnya. Sebaliknya, moncong crocodile yang runcing tidak sekuat alligator. Namun crocodile masih memiliki daya gigit yang besar. Rahang crocodile dianggap lebih ideal untuk berbagai jenis mangsa. Sedangkan gharial sudah disebut, ia lebih suka makan ikan.
Pada alligator dan caiman, rahang atas lebih lebar dibandingkan rahang bawah sehingga gigi di rahang bawah akan tersembunyi ketika mereka menutup mulut, dan gigi bawah pas pada cekungan atau soket di rahang atas. Pada crocodile dan gharial, rahang atas dan rahang bawah kira-kira memiliki lebar yang sama, sehingga gigi di rahang bawah akan pas di sepanjang tepi rahang atas saat mulut tertutup. Oleh karena itu, gigi atas dan bawah saling mengunci saat mulut menutup.
Crocodile dan gharial memiliki kelenjar garam di lidah mereka yang berfungsi mengeluarkan kelebihan garam dari tubuh mereka, sehingga mereka bisa hidup di air asin. Alligator dan caiman memiliki struktur yang sama, tetapi tidak berfungsi. Ini berarti alligator dan caiman hidupnya terbatas di air tawar.
Baca juga: Mengenal Buaya Endemik di Danau Sentani
Baik crocodile maupun alligator memiliki lubang sensorik kecil yang tersebar di sekitar rahang atas dan bawah, itu seperti bintik-bintik hitam kecil. Sensor ini membuat mereka mampu mendeteksi perubahan tekanan kecil di air, dan membantu menemukan dan menangkap mangsa. Organ ini tersebar hampir di semua kulit crocodile, sedangkan pada alligator dan caiman hanya di sekitar rahang. O ya, organ ini juga membantu kita mengenali mana kulit crocodile dan mana kulit alligator dan caiman, kalau sudah dijadikan tas, sepatu atau dompet.
Dari sisi panjang tubuh, gharial bisa mencapai 6,25 meter meskipun itu langka sekali. Rata-rata panjangnya adalah 3,5 sampai 4,5 meter. Alligator bisa mencapai panjang 2,7 sampai 4,8 meter. Sedangkan crocodile bisa mencapai 4,2 sampai 4,5 meter. Spesies crocodile terbesar adalah crocodile air asin yang panjangnya bisa mencapai 5 sampai 5,4 meter. Dalam kasus langka, pernah ditemukan crocodile yang panjangnya sampai 6 meter. Adapun caiman adalah yang terkecil, panjangnya hanya 2 sampai 2,5 meter.
Nah, itu dulu perkenalannya.
Be First to Comment