Press "Enter" to skip to content
Tikus Colomy

Ini Dia Mamalia Paling Langka Sedunia

Ini dia mamalia yang dijuluki mamalia paling langka sedunia. Ada dua spesies tikus air yang baru saja ditemukan oleh ilmuwan. Keduanya memiliki kaki yang memanjang dan bulu yang anti-air. Peneliti dari Field Museum, Chicago, mengatakan tikus itu berasal dari lembah Kongo yang terpencil dan tak terdeteksi karena masalah politik di negara itu.

Kedua spesies, yang sebelumnya tidak diketahui sains, memiliki hubungan dengan tikus yang dikenal sebagai ‘Nilopegamys’ – atau tikus dari hulu Sungai Nil, yang ditemukan 93 tahun lalu di Ethiopia.

Kedua spesies tikus ini diyakini merupakan ‘sepupu’ dari tikus panggung atau ‘Colomy‘ yang diyakini sudah punah dan ditemukan di Cekungan Kongo dan Afrika Barat. ‘Tikus panggung’ memakan serangga yang hidup di air di rawa, sungai, dan sungai dan menggunakan kumisnya di permukaan air untuk mendeteksi pergerakan serangga. Kumis yang berfungsi seperti sonar.

Pada 93 tahun lalu, seorang ilmuwan berhasil memerangkap seekor tikus di sebuah sungai di Ethiopia dan kemudian diketahui bahwa tikus itu menonjolkan perilaku hidup beradaptasi dengan kehidupan di air. Spesimen tersebut adalah satu-satunya anggota spesies yang dijuluki Nilopegamys, yang ini sudah disimpan di Field Museum.

Dilansir dari Daily Mail, Nilopegamys diyakini sudah punah. Tetapi dua spesies tikus Colomy baru, dianggap sebagai kerabat terdekat Nilopegamys yang masih hidup.

Penulis studi yang diterbitkan di Zoological Journal of the Linnean Society itu, Dr Julian Kerbis Peterhans, mengatakan kedua spesies tikus itu menimbulkan kebingungan sejak Nilopegamys pertama kali ditemukan. Mereka berdua ‘sangat mirip’ dalam hal beradaptasi dengan baik untuk hidup di air.

Dr Kerbis Peterhans telah mempelajari hewan pengerat air ini selama lebih dari tiga dekade. Mamalia yang sulit ditangkap memiliki otak yang luar biasa besar untuk memproses informasi sensorik ini dari kumisnya saat berburu. Karena mereka hidup di air dan dapat menyelam sampai kedalaman empat kaki membuat hewan ini sangat sulit ditangkap.

“Mereka sudah begitu lama sulit dipahami, mereka termasuk hewan paling langka di dunia, jadi menarik akhirnya menemukan pohon keluarga mereka, ” kata Kerbis Peterhans.

Peneliti utama Dr Tom Giarla, di Siena College di New York, menambahkan bahwa sangat sedikit yang diketahui tentang keanekaragaman hayati hewan kecil, terutama di daerah tropis. “Kami tidak menemukan banyak singa, harimau, dan beruang baru, tetapi ada potensi luar biasa untuk penemuan spesies baru mamalia kecil, ” katanya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.