Sejak Maret 2020, pemerintah telah memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan bekerja dari rumah (Work from Home-WFH). Kebijakan ini harus diadaptasi oleh sekitar 45 juta siswa sekolah dari tingkat SD sampai sekolah menengah di Indonesia dan jutaan pekerja (di Jakarta sendiri ada sekitar 1 juta pekerja yang harus beradaptasi pada kebijakan ini. Pertanyaannya, bagaimana dampak kebijakan ini terhadap orangtua dan anak sejauh ini?
Konselor pendidikan Vivid F. Argarini dan timnya sempat melakukan penelitian terkait dampak PJJ dan WFH ini dan mereka mendapati antara lain: bahwa 83,1 persen anak sekolah merindukan suasana sekolah mereka, 77,9 persen merindukan teman-teman mereka, dan hanya 4,5 persen yang merindukan guru mereka.
Setelah belajar online, yang dilakukan para siswa adalah: istirahat/tidur (62,9 persen), mengerjakan tugas (57,3 persen), dan bermain (56,5 persen). Lalu, sebanyak 54,8 persen siswa mengatakan, selama PJJ waktu bermain mereka juga jadi lebih panjang, sementara 45,2 persen berkata sebaliknya. Saat mereka bermain, alat yang paling banyak digunakan adalah handphone (92,2) persen, laptop (35 persen), dan tablet (9,2 persen).
Sedangkan bagi orangtua yang bekerja, didapati bahwa hal yang paling dirindukan orang tua pada masa ini adalah: liburan bersama (79,5 persen), makan di luar (49,6 persen), dan berkunjung ke rumah orang tua/saudara (48,7 persen). Adapun kegiatan mereka selama pandemi adalah browsing internet (33,3 persen), berkebun (15 persen), membaca (13,3 persen), dan memasak (13,3 persen).
Selama pandemi, sebanyak 82,1 persen orang tua menikmati hiburan dari menonton televisi atau film, sebanyak 52,1 persen memasak, dan 47,9 persen berolahraga. Terkait pendampingan selama PJJ, sebanyak 51,7 persen mengatakan anak kadang-kadang saja meminta bantuan mereka. Sedangkan 21,2 persen mengatakan anak kadang-kadang saja meminta bantuan mereka. Hanya 13,6 persen yang mengatakan anak sering dan selalu meminta bantuan mereka.
Vivid menilai, di dalam masa-masa PJJ seperti ini orang tua dan anak perlu menciptakan momen-momen bernuansa edukasi, kreasi, dan rekreasi, untuk menjembatani relasi mereka. “Caranya yaitu dengan menghadirkan akses teknologi digital yang mumpuni untuk PJJ, orang tua juga harus menggali potensi anak misalnya dengan berlatih public speaking di rumah atau menonton bareng, lalu menghadirkan hiburan keluarga di rumah,” ujar dia.
Menurut Vivid, kehadiran teknologi menjadi cukup krusial. Salah satu perangkat teknologi yang menurut Vivid dapat membantu adalah tablet. Sebab selain ringkas, tablet memiliki layar yang lebih luas sehingga aktivitas PJJ dan menikmati hiburan lebih memuaskan.
Salah satu tablet yang bisa dipertimbangkan adalah Samsung Galaxy Tab A7. Galaxy Tab A7 memiliki layar 10,4 inci beresolusi 2000×1200 piksel dan rasio screen-to-body hingga 79%. Luas dan jernih untuk membaca email-email dari klien atau kolega, memeriksa atau mengerjakan dokumen-dokumen penting. Walaupun layarnya besar, Tab A7 tetap ringan dan tipis, sehingga mendukung mobilitas penggunanya saat bekerja atau belajar di rumah. Dengan fleksibilitas ini, tak ada batasan ruang dan tempat saat ingin menikmati suasana yang bervariasi saat belajar atau bekerja di rumah. Pengguna bisa bekerja atau belajar dari mana saja.
“Samsung selalu menghadirkan inovasi teknologi yang tidak hanya canggih, tapi juga memberikan manfaat bagi penggunanya dalam berbagai situasi. Galaxy Tab A7 menjadi solusi untuk menjawab berbagai tantangan yang timbul di masa new normal dari bekerja dan belajar dari rumah,” tutur Elvira Dwi Anggraeni, Product Marketing Professional, Samsung Electronics Indonesia. “Tab A7 memiliki layar besar namun tetap ramping dan ringan, ditenagai prosesor Snapdragon hemat daya, siap mendampingi setiap anggota keluarga sepanjang hari, mulai dari pembelajaran jarak jauh anak, meeting online orang tua, rehat sore dengan hiburan bagi keluarga, belajar masak bersama, mengikuti kelas kebugaran virtual, sampai video call untuk merayakan ulang tahun sanak saudara. Dengan fitur parental control yang diperbarui, Tab A7 juga memudahkan orang tua memonitor aktivitas gadget anak.”
Be First to Comment