Digitalisasi dan inovasi adalah kunci bagi kelangsungan hidup UKM, seiring bangkitnya industri perjalanan setelah terdampak COVID-19, menurut laporan Pacific Asia Travel Association (PATA), yang disusun oleh Twenty31 Consulting Inc. dan didukung Agoda, seperti yang diungkap World Travel Market hari ini. Laporan PATA bertajuk “The Role of Online Travel Agencies (OTAs) in supporting Asia-Pacific SMEs in Recovery” bertujuan memberi wawasan yang bermanfaat bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di industri hospitality dan pariwisata, proporsi terbesar dalam penyedia perjalanan, seiring adaptasi dan perubahan yang mereka lakukan dalam menghadapi COVID-19.
Pandemi telah mengubah cara dan tujuan orang dalam berwisata secara drastis, sehingga sangat penting bila bisnis hospitality, terutama UKM, dapat menyesuaikan dengan operasional mereka dan dapat berkembang di ekosistem dunia digital. Laporan ini menyoroti area-area penting, dimana platform perjalanan digital dan pemerintah bisa mendukung UKM pariwisata di kawasan Asia Pasifik.
· UKM memanfaatkan platform digital OTA untuk mempercepat pemulihan.
Ada perubahan dinamika hubungan antara UKM dan OTA, di mana OTA semakin diakui dan mendapatkan nilai lebih sebagai mitra teknologi, data dan marketing. Sangat penting bagi UKM hospitality untuk memahami tren dan menjangkau target baru di masa sekarang ini. UKM yang memanfaatkan OTA bisa mengurangi investasi top-down mereka terutama dalam fitur pembayaran, dukungan pelanggan dan upaya pemasaran. OTA juga sudah mengembangkan peluang untuk diversifikasi destinasi sehingga bisa membantu mendorong pariwisata di kota tier kedua dan ketiga. “OTA adalah tentang teknologi dan kreativitas. Mereka menggunakan teknologi untuk menjadi kreatif dan mendapatkan pelanggan. OTA itu cerdas dan memudahkan kita menggunakan teknologi dengan baik,” ujar UKM hospitality di Indonesia.
· Penggunaan informasi data akan membuktikan UKM di masa depan, saat mereka menavigasi lanskap industri perjalanan dan pariwisata yang terus berubah saat ini.
OTA merupakan partner teknologi yang tepat untuk membantu UKM dalam menyediakan pemahaman komprehensif mengenai informasi data untuk meningkatkan bisnis mereka. Informasi data bisa digunakan untuk mengoptimalkan pendapatan melalui meta-search, machine learning, kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI), diversifikasi produk dan sentralisasi platform. “Meskipun biro perjalanan tradisional ramah terhadap pelanggan, OTA memanfaatkan teknologi dengan lebih baik dan benar-benar memberdayakan pelanggan,” ungkap UKM hospitality di Indonesia.
· UKM meminta pemerintah bekerja sama dengan OTA untuk mendorong pemulihan perjalanan pascapandemi COVID-19.
Dalam masa pemulihan yang krusial ini, kolaborasi yang lebih besar antara swasta-publik akan mendorong kepercayaan masyarakat untuk melakukan perjalanan. Pemerintah setempat dapat memanfaatkan keahlian komersial sektor swasta dalam menemukan dan menciptakan peluang baru untuk meningkatkan industri, bisnis, dan kehidupan yang terdampak COVID, dan tetap relevan dalam perubahan lingkungan ekonomi. “Pemerintah dapat berbuat lebih banyak untuk melibatkan sektor swasta, terutama seputar pengambilan keputusan dan pemasaran kooperatif” ujar biro perjalanan wisata UKM di Indonesia.
Penelitian ini juga melihat perubahan lanskap dalam industri perjalanan dan pariwisata, serta bagaimana OTA mendorong pertumbuhan di Asia Pasifik, dengan lebih dari sepertiga pemesanan bruto global diperoleh dari OTA di kawasan ini.
“Agen Perjalanan Online (OTA) berperan penting dalam proses pemulihan. UKM bisa memanfaatkan data mereka dan mendigitalkan untuk beradaptasi dan membangun ketahanan jangka panjang. Kami optimistis industri ini akhirnya bisa pulih dengan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra kami, seperti Agoda, karena kami terus mendengarkan operator UKM dan bagaimana kami bisa meningkatkan diskusi mengenai masa depan perjalanan dan pariwisata di kawasan Asia Pasifik, yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua,” kata Dr. Mario Hardy, CEO, Pacific Asia Travel Association.
“Pengusaha perhotelan yang sukses menggunakan data dan teknologi untuk mengoptimalkan harga dan marketing. Semakin banyak perusahaan pariwisata UKM yang mendapati berada di sisi yang salah dalam tech moat – mereka tidak bisa melakukan analisa data yang kompleks dan pemasaran global internal. Laporan ini menunjukkan bagaimana UKM menggunakan platform seperti Agoda untuk mendapatkan manfaat teknologi dalam menjangkau target mereka secara spesifik di belahan dunia lain. Agoda juga membantu hotel UKM berpartisipasi dalam beberapa program kemitraan pemerintah di Asia. UKM meminta agar pemerintah dan platform teknologi bekerja sama lebih jauh untuk membantu merevitalisasi industry pariwisata yang sangat terdampak oleh pandemi,” ujar Greg Wong, Managing Director of Global Affairs Agoda.
Be First to Comment