Press "Enter" to skip to content
Tanaman misterius dari Taman Nasional Manu di Peru (Dok. Field Museum)

Misterius Banget, Butuh 50 Tahun Menentukan Nama Ilmiah Tanaman Ini

Menentukan nama ilmiah untuk sebuah spesies biasanya tak butuh waktu yang terlalu lama. Tapi berbeda dengan proses penamaan tumbuhan yang misterius asal Taman Nasional Manu di Peru.

“Biasanya dibutuhkan waktu lima sampai 15 tahun untuk mengklasifikasikan, walau memang pada kenyataannya proses ini bisa memakan waktu antara enam bulan sampai 200 tahun,” kata Martin Cheek, seorang peneliti di Royal Botanic Gardens di London, seperti dilansir CNN.

Tetapi tumbuhan misterius dari Manu itu butuh waktu sampai 50 tahun. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan di Manu pada 1973 oleh Robin Foster, ilmuwan dari Smithsonian Tropical Research Institute dan pensiunan kurator di Field Museum Chicago.

Anehnya, karakteristik tumbuhan itu membuatnya bisa dimasukkan ke dalam beberapa familia, sehingga ilmuwan pun bingung dibuatnya. “Biasanya, saya bisa dengan cepat menyebutkan familia dengan hanya melihat sekilas, tapi yang satu ini berbeda,” tutur Foster.

Butuh beberapa dekade bagi para ilmuwan sebelum akhirnya memutuskan memberi nama ilmiah untuk tumbuhan itu, yaitu Aenigmanu alvareziae atau berarti Mystery of Manu. Hasil penelitian ini diterbitkan oleh Foster baru-baru ini di Jurnal Taxon.

Nancy Hensold, peneliti di Field Museum yang juga menulis studi itu mengatakan, sulit sekali mengklasifikasikan tumbuhan itu karena mereka tak tahu tumbuhan itu termasuk familia yang mana. Peneliti mencoba menganalisa DNA tumbuhan tersebut, namun mustahil karena sulit mengambil DNA dari spesimen yang sudah kering.

Untungnya ada seorang ilmuwan dari Taman Nasional Manu bernama Patricia Álvarez-Loayza yang berhasil mendapatkan sampel yang segar pada 2015 sehingga peneliti di Field Museum bisa menelitinya lebih lanjut. Mereka mendapati bahwa tumbuhan itu termasuk keluarga Picramniaceae, yaitu familia kecil yang berasal dari daerah tropis dan subtropis di bumi belahan barat.

“Setelah tumbuhan bisa diklasifikasikan, para ilmuwan dapat menilai risiko kepunahan spesies dan mengambil langkah-langkah untuk melindunginya jika perlu,” ujar Cheek. “Setelah diklasifikasikan ke dalam Picramniaceae, kita bisa mencari senyawa sekunder yang berpotensi digunakan sebagai obat anti kanker, yang merupakan ciri dari familia ini.”

Meskipun tanaman ini memiliki buah seperti jeruk yang tumbuh di cabang-cabangnya, kemungkinan tumbuhan ini tidak akan bisa menjadi sumber makanan bagi manusia. Sebab bijinya terlalu sehingga daging buahnya terlalu tipis untuk menjadi sumber makanan. Mengenai rasa buahnya sendiri, rasanya manis dan lembut.

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.