Pada tahun 1676, dengan mempelajari gerakan Io, sang bulan Jupiter, astronom Denmark Ole Rmer menghitung bahwa cahaya bergerak dengan kecepatan yang terbatas. Dua tahun kemudian, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Rømer, matematikawan dan ilmuwan Belanda Christiaan Huygens menjadi orang pertama yang mencoba menentukan kecepatan cahaya yang sebenarnya, menurut American Museum of Natural History di New York City.
Huygens datang kesimpulan: kecepatan cahaya adalah 211.000 kilometer per detik, walau tidak akurat menurut standar saat ini. Sekarang kita tahu bahwa kecepatan cahaya di “ruang hampa” di ruang angkasa adalah sekitar 299.792 km per detik.
Tapi satu hal yang penting di sini, kita tahu bahwa cahaya bergerak dengan kecepatan luar biasa. Menurut teori relativitas khusus dari Albert Einstein, cahaya bergerak sangat cepat sehingga, dalam ruang hampa, tidak ada sesuatu pun di alam semesta yang mampu bergerak lebih cepat.
Maksudnya begini: “Kita tidak bisa bergerak melalui ruang hampa udara lebih cepat dari kecepatan cahaya,” kata Jason Cassibry, seorang profesor teknik kedirgantaraan di Propulsion Research Center, Universitas Alabama di Huntsville, seperti dilansir Live Science.
Baca juga: Mengapa Langit Berwarna Biru, Ini Penjelasan Lengkapnya
Tapi secara teknis, pernyataan “Tidak ada yang bisa melakukan perjalanan lebih cepat dari kecepatan cahaya” tidak sepenuhnya benar. “Setidaknya dalam setting non-vakum,” kata Claudia de Rham, fisikawan teoretis di Imperial College London. “Tetapi ada hal-hal tertentu yang perlu dipertimbangkan.”
Cahaya menunjukkan karakteristik seperti partikel dan seperti gelombang, dan karena itu dapat dianggap sebagai partikel (foton) dan gelombang. Ini dikenal sebagai dualitas gelombang-partikel.
Jika kita melihat cahaya sebagai gelombang, maka ada “beberapa alasan” mengapa gelombang tertentu dapat merambat lebih cepat daripada cahaya putih (atau tidak berwarna) dalam suatu medium. Salah satu alasannya adalah bahwa “saat cahaya bergerak melalui media – misalnya, kaca atau tetesan air – frekuensi atau warna cahaya yang berbeda bergerak dengan kecepatan yang berbeda.
Contoh visual yang paling jelas adalah pelangi, yang biasanya memiliki panjang gelombang merah yang lebih panjang dan lebih cepat di bagian atas, serta panjang gelombang ungu yang lebih lambat di bagian bawah.
Namun, ketika cahaya bergerak melalui ruang hampa, hal yang sama tidak terjadi.
“Semua cahaya adalah jenis gelombang elektromagnetik, dan mereka semua memiliki kecepatan yang sama dalam ruang hampa (3 x 10^8 meter per detik). Ini berarti gelombang radio dan sinar gamma memiliki kecepatan yang sama,” Rhett Allain, seorang ahli fisika profesor di Universitas Louisiana Tenggara, kepada Live Science.
Jadi, menurut de Rham, satu-satunya hal yang mampu bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya, walau agak paradoks, adalah cahaya itu sendiri, meskipun hanya jika tidak berada di ruang hampa udara. Sebagai catatan, terlepas dari medianya, cahaya tidak akan pernah melebihi kecepatan maksimumnya yaitu 186.282 mil per detik.
Namun, menurut Cassibry, ada hal lain yang perlu dipertimbangkan ketika membahas hal-hal yang bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
“Ada bagian alam semesta yang mengembang menjauhi kita lebih cepat dari kecepatan cahaya, karena ruang-waktu mengembang,” katanya.
Teleskop Luar Angkasa Hubble baru-baru ini melihat cahaya berusia 12,9 miliar tahun dari bintang jauh yang dikenal sebagai Earendel. Tapi, karena alam semesta mengembang di setiap titik, Earendel bergerak menjauh dari Bumi dan sejak pembentukannya, jadi galaksi itu sekarang berjarak 28 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Dalam hal ini,artinya, ruang-waktu berkembang, tetapi materi dalam ruang-waktu masih bergerak dalam batas kecepatan cahaya.
Jadi, jelas bahwa tidak ada yang bergerak lebih cepat dari cahaya yang kita ketahui. Tetapi apakah ada situasi khusus yang memungkinkannya?
Teori relativitas khusus Einstein, dan teori relativitas umum berikutnya, dibangun di bawah prinsip bahwa gagasan tentang ruang dan waktu adalah relatif. “Jika seseorang [mampu] melakukan perjalanan lebih cepat dari cahaya dan membawa informasi bersama mereka, gagasan mereka tentang waktu akan berbeda dengan yang kita pahami,” kata de Rham. “Mungkin ada situasi di mana masa depan dapat memengaruhi masa lalu kita, dan kemudian seluruh struktur realitas akan berhenti masuk akal.”
Baca juga: Wow, Surat Tulisan Tangan Einstein Laku Hampir Rp17 Miliar
Ini akan menunjukkan bahwa mungkin tidak diinginkan untuk membuat perjalanan manusia lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Tapi mungkinkah itu mungkin? Akankah ada saatnya ketika kita mampu menciptakan wahana yang dapat mendorong material — dan akhirnya manusia — melalui ruang dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya?
“Para ahli teori telah mengusulkan berbagai jenis warp bubble yang memungkinkan perjalanan lebih cepat dari cahaya,” kata Cassibry.
Tapi apakah de Rham yakin? “Kita bisa membayangkan bisa berkomunikasi dengan kecepatan cahaya dengan sistem di luar tata surya kita,” kata de Rham.
“Tetapi mengirim manusia fisik yang sebenarnya dengan kecepatan cahaya sama sekali tidak mungkin, karena kita tidak dapat mempercepat diri kita sendiri ke kecepatan seperti itu,” katanya. “Kita bisa mungkin bisa mendekati (kecepatan cahaya) tapi tidak akan bisa mencapai apalagi melebihinya.”
Be First to Comment