Di Kamboja ada satu jenis tumbuhan yang tampilannya unik, bentuknya seperti penis. Baru-baru ini pemerintah setempat meminta warga berhenti memetik tanaman langka itu. Gara-garanya ada orang yang menyebarkan foto tiga perempuan memetik tanaman itu di sosial media.
Sebenarnya tanaman apa itu?
“Apa yang mereka lakukan salah dan tolong jangan lakukan lagi nanti,” demikian pernyataan Kementerian Lingkungan Kamboja seperti dilansir situs Khmer Times. “Terima kasih sudah mencintai alam, tapi jangan memetiknya untuk kemudian dibuang.”
Dilansir dari Live Science, beberapa media menyebut tanaman itu dengan nama ilmiah Nepenthes holdenii. Tapi sebetulnya tanaman itu lebih dekat ke spesies Nepenthes bokorensis, kata Jeremy Holden, seorang fotografer alam liar yang pertama menemukan N. holdenii dan dibenarkan oleh Francois Mei, seorang ilustrator botani yang mendeskripsikan kedua spesies.
N. holdenii dan N. bokorensis punya bentuk yang mirip. Sehingga kedua spesies sering bikin bingung. Tapi N. holdenii adalah yang paling langka dari kedua spesies dan hanya sedikit peneliti yang tahu di mana menemukannya.
“Tanaman saya (N. holdenii) tumbuh di beberapa lokasi rahasia di Pegunungan Cardamom di baratdaya Kamboja,” kata Holden. “Sedangkan Bokorensis tumbuh di Phnom Bokor yang lebih mudah dijangkau dan berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir.”
Melihat namanya, tumbuhan berbentuk penis ini memang punya hubungan keluarga dengan tanaman kantong semar dari Indonesia. Mereka termasuk tumbuhan karnivora alias pemakan daging. Tanaman ini memang memerangkap serangga lalu memakannya. Sehingga mereka bisa hidup di tanah dengan nutrisi rendah.
Baca juga: Mengenal Kantong Semar, Tumbuhan Si Pemakan Serangga
Nepenthes menggunakan nektar dan aroma manis untuk menarik mangsanya. Serangga akan datang dan memakan nektar di sekitar mulut daun tanaman yang menyerupai kantong. Ketika serangga jatuh ke dalam kantong, mereka tenggelam dalam cairan pencernaan dan tanaman yang lapar menyerap nutrisi mereka.
Kemiripan Nepenthes itu dengan penis terjadi ketika daun Nepenthes masih berkembang dan kantongnya tertutup. Habitat alami tanaman ini di Kamboja telah menurun karena ekspansi pertanian di lahan pribadi dan pertumbuhan industri pariwisata, menurut sebuah studi tahun 2021 di Cambodian Journal of Natural History.
Mey mengatakan, berfoto dengan tumbuhan itu bisa jadi lucu-lucuan. Tapi memetik tanaman itu dapat membahayakan kelangsungan populasinya. “Kalau sekadar lucu-lucuan untuk berfoto tidak apa-apa, tapi jangan memetik kantungnya karena itu akan melemahkan tanaman itu, tanaman itu butuh kantungnya untuk makan,” kata dia.
Be First to Comment