Batik adalah warisan kekayaan budaya Indonesia dan sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia, pada 2 Oktober 2009. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Tapi, perawatan batik itu ternyata tidak mudah lho. Apalagi kalau kamu melakukannya sendiri.
Tahukah kamu kalau batik itu sendiri, sebagai sebuah proses kreasi budaya, sudah dikenal sejak masa Majapahit dan kain batik dipakai sebagai pakaian atau busana khas kerajaan. Saat ini ada ribuan motif batik yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Tapi, menurut Kemenparekraf, ada 10 motif batik yang paling popular, yaitu: Batik Parang (Jawa umumnya), Batik Simbut (Baduy Banten), Batik Kawung (Jawa umumnya), Batik Sidomukti (Solo), Batik Megamendung (Cirebon), Batik Sidoluhur (Solo), Batik Sekar Jagad (Solo), Batik Sogan (Jawa umumnya), Batik Tujuh Rupa (Pekalongan), Batik Lasem (Rembang).
Sedangkan jenis batik berdasarkan teknik membuatnya: batik celup ikat, batik canting tulis, batik cap, batik printing, batik colet (lukis).
Penggunaan batik sendiri cukup luas di Indonesia. Selain sebagai busana, kain batik juga digunakan dalam perlengkapan sehari-hari seperti tas, sandal, kipas, dan sebagainya. Batik juga digunakan sebagai bahan dekorasi ruangan.
Berdasarkan sebuah penelitian dari mahasiswa Teknik Industri di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2017, sebanyak 50 persen pengguna batik cap menggunakan pakaian batik itu minimal 1 kali seminggu untuk acara atau kegiatan formal, dan baju batik cap itu bertahan hingga kurun waktu satu tahun sebelum rusak, sudah kekecilan, warna sudah pudar, atau bosan dengan motif ataupun modelnya, dan sebagainya.
Masih dari penelitian yang sama disebutkan bahwa mayoritas pengguna batik (75 persen) mencuci batiknya setelah satu kali digunakan. Sebanyak 15 persen konsumen mencuci baju batik cap dengan menggunakan mesin cuci sedangkan 85 persen dengan cara manual (handwash). Namun, sebanyak 63 persen masih menggunakan deterjen dan 32 persen yang sudah menggunakan lerak.
Dari ini kita tahu repotnya menjaga keawetan kain batik. Untuk itulah Samsung meluncurkan Bespoke AirDresser terbaru baru-baru ini dengan sebuah fitur yang dirancang khusus untuk market Indonesia, yaitu Batik Care Mode.
Baca juga: Cara Mudah Merawat Batik Kesayangan, Pakai AirDresser Saja
“Untuk merawat batik dengan benar agar bahan, warna, dan coraknya tetap indah, itu tidak mudah. Karena itulah AirDresser ini hadir dengan Batik Care Mode yang membantu membersihkan sekaligus menjaga keawetan bahan, warna, dan corak indah batik Anda,” kata Melvin Rubianto, Head of Home Appliances Product Marketing, Samsung Electronics Indonesia.
Melvin mengatakan, Bespoke AirDresser akan membantu pengguna merawat pakaian, termasuk pakaian yang membutuhkan penanganan khusus seperti setelah jas dan batik, dengan cara yang lebih pintar, lebih mudah dan efisien.
Chitra Subyakto, pendiri dan Direktur Kreatif rumah fashion Sejauh Mata Memandang mengatakan batik memang harus diperlakukan dengan ekstra hati-hati kalau mau awet dan tahan lama. Batik jangan terlalu sering dicuci dan dijemur di bawah matahari. Pakaian juga harus disimpan di tempat penyimpanan yang baik bebas ngengat dan debu dan tidak boleh sering disetrika. Batik juga tak boleh dicuci dengan sembarangan. Pembersihannya harus menggunakan deterjen khusus atau lerak.
Agar lepas dari keribetan macam itulah Samsung memperkenalkan Batik Care Mode. Melvin menjelaskan, fitur Batik Care Mode di Bespoke AirDresser akan maksimalkan pengeringan yang lembut pada suhu rendah, antara 40-450C selama 30 menit. Tujuannya memastikan serat dan warna batik tetap terjaga baik untuk penggunaan lebih lama.
Be First to Comment