Press "Enter" to skip to content
Heikki Nousiainen, CTO and Co-founders of Aiven

Ini Alasan Kenapa Data Perlu Dikelola di Platform Open Source

Data telah tumbuh sangat eksponensial beberapa tahun belakangan ini, dipicu oleh digitalisasi di berbagai bidang. IDC memperkirakan bahwa digital ekonomi naik dua kali lipat pada 2025. Jadi, bisa dikatakan bahwa perusahaan baru akan lahir sebagai digital native dan begitu juga perusahaan yang sudah ada perlu reinvent diri mereka untuk beradaptasi pada perubahan yang cepat ini.

Dan dengan ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi US$146 miliar pada tahun 2025, kemampuan untuk mengelola aliran data sangat penting untuk memastikan keberhasilan perusahaan dan startup di Tanah Air.

Heikki Nousiainen, CTO dan Co-founders Aiven, sebuah perusahaan rintisan dari Helsinki yang kini berbisnis di Indonesia, mengatakan tantangannya antara lain, time to market yaitu delivery solusi tepat waktu dan sesuai dengan target, bagaimana mengakselerasi pengembangan aplikasi; lalu reliability, bagaimana memastikan ketersediaan dan performa solusi itu; persiapan masa depan, yaitu apakah vendor bisa menyediakan kapabilitas yang diperlukan, bagaimana mencegah vendor lock-in, bagaimana cara menemukan sumber daya dan kompetensi yang dibutuhkan supaya segalanya berjalan lancar?; lalu, Total Cost of Ownership, bagaimana menjaga agar cost tetap efisien sambil tetap menyeimbangkan dengan performa yang dibutuhkan.

“Dan karena fokus pada peningkatan pendapatan dari produk dan layanan digital, teknologi cloud akan memainkan peran yang lebih integral dalam kelangsungan dan resiliensi bisnis bagi perusahaan di Asia Tenggara, supaya mereka bisa bersaing di dunia yang digital-first ini,” kata Heikki Nousiainen, dalam sebuah acara di Jakarta, kemarin.

Heikki Nousiainen mengutip riset dari Gartner yang mendapati bahwa market untuk database management system (DBMS) menunjukkan pertumbuhan yang kuat, 22,3 persen pada 2021, utamanya didorong oleh cloud database platform as a service (dbPaaS), yang mencapai hampir 50 persen dari keseluruhan market.

Lebih lanjut Heikki Nousiainen menjelaskan bahwa Aiven adalah perusahaan yang menyediakan teknologi open source data management yang dibangun untuk memberdayakan para developer dalam mengembangkan aplikasi di atas infrastruktur open source. “Kami melakukan hal management infrastruktur, membuatnya senantiasa available, di-backup, aman, dan semua patch diaplikasikan, sehingga para developer bisa fokus pada tugas mereka. Sementara bagi bisnis, kami membantu mereka untuk bergerak lebih cepat dalam menjawab berbagai kebutuhannya di tengah lansekap bisnis yang berubah dengan cepat dengan mengutilisasi data di pusat operasionalnya,” ucap dia.

Aiven telah bekerjasama dengan lebih dari 1000 perusahaan dari berbagai benua dan sektor. Di Indonesia, perusahaan antara lain bekerja sama dengan Swift Solutions, perusahaan logistik yang baru-baru ini diakuisisi oleh Tokopedia; dan layanan video streaming Vidio. Studi dari IDC menunjukkan pelanggan Aiven mendapatkan benefit dari penggunaan layanan open source data management berupa penghematan biaya 37 persen untuk cost operasional 3 tahun, time to deployment yang 4x lebih cepat dengan DBaaS versus opsi self-hosted, peningkatan produktivitas 13 persen saat menggunakan DbaaS, pengurangan DBA load sampai 2x.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.