Press "Enter" to skip to content
Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga di Lombok. (Foto. Dok. BRIN)

Mengintip Isi Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga di Lombok

Indonesia ditargetkan jadi pusat halal dunia pada 2024. Untuk mendukung target tersebut, di Indonesia telah didirikan sejumlah fasilitas riset dan inovasi produk halal, beberapa di antaranya di bawah pengelolaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), seperti di Cibinong, Serpong, dan Playen-Gunungkidul.

Baru-baru ini, BRIN meresmikan fasilitas riset dan inovasi produk halal berbasis maritim di Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Fasilitas itu dinamai Kawasan Sains Kurnaen Sumardiharga, sekaligus menjadi pusat kegiatan Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat (PRBILD). Nama itu diberikan sebagai penghormatan kepada Profesor Kurnaen Sumadiharga, salah satu pioner riset kelautan di Indonesia dan salah satu pendiri laboratorium pertama di kawasan ini.

Kawasan Sains Kurnaen Sumardiharga awalnya adalah stasiun penelitian kelautan di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang didirikan pada tahun 1997, kemudian berubah menjadi UPT. Pada 2002-2016, kawasan ini merupakan Loka Pengembangan Bio Industri Laut kemudian menjadi Balai Bio Industri Laut pada tahun 2016-2021. Sejak 2022 kawasan ini menjadi Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat sekaligus co-working space bagi periset berbagai Pusat Riset maupun periset tamu dari dalam dan luar negeri.

Fasilitas riset yang ada saat ini dibangun melalui pendanaan program Coremap dari Bank Dunia tahun 2019-2022, menggantikan fasilitas yang rusak akibat bencana gempa bumi tahun 2018. Fasilitas ini mendukung berbagai riset yang menghasilkan bahan baku produk halal berupa biota laut. Fasilitas yang ada di sana meliputi fasilitas riset biota laut berupa laboratorium basah, keramba jaring apung, dan longline; fasilitas pengembangan produk halal dan laboratorium analisa, yang dilengkapi peralatan karakterisasi modern antara lain HPLC, GC, multimode microplate reader, PCR, texture analyzer, chromameter, dan berbagai alat lainnya; dan fasilitas pendukung berupa co-working space, auditorium, ruang rapat, dan mess.

Beberapa riset untuk menggali potensi sumberdaya hayati maritim telah dilaksanakan di sana, antara lain riset biodiversitas dan budidaya biota laut potensial seperti teripang, rumput laut, ikan, krustasea, dan kekerangan. Dalam tahun terakhir Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, yang berada di Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga telah berhasil melisensikan dua teknologi hasil riset kepada industri.

Pertama, teknologi budidaya teripang menggunakan hapa semi kerucut untuk pemeliharaan juvenil teripang pasir (Holothuria scabra) telah dilisensi oleh 2 perusahaan yaitu CV. Tabgha Ocean Fishery, dan Yayasan Parakletos. Dengan adanya teknologi ini mampu mengurangi biaya operasional karena penanganannya hanya dibutuhkan satu orang.

Kedua, formula pupuk hayati berbasis cairan rumput laut Eucheuma cottonii, yang dilisensi ke PT. Bestagar Pureindo International. Teknologi ini memanfaatkan limbah pabrik pengolahan, dengan bantuan mikroba menjadi pupuk hayati.

Fasilitas itu juga telah menciptakan berbagai produk berbasis sumberdaya maritim seperti bahan aktif penting untuk produk kosmetika dari teripang dan rumput laut, serta produk biodegradable berbasis rumput laut (kantong plastik, piring, gelas, edible coating dll). Selain itu terdapat produk pangan tortilla menggunakan bahan baku rumput laut, keripik kulit ikan, abon Ikan lembaran, agar strip dari rumput laut, egg roll dari rumput laut, minuman jahelaria dari ekstak jahe dan rumput laut, produk olahan teripang kering dan teripang siap konsumsi, produk nori berbasis rumput laut Ulva sp.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.