Press "Enter" to skip to content
10x1000 Tech for Inclusion

Lembaga Training Fintech Ini Sudah Luluskan 1.700 Orang pada 2022

Di era digital, fintech termasuk sektor yang berkembang pesat di Indonesia. Per 20 Januari 2023 saja, total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending atau fintech lending yang berizin di OJK adalah sebanyak 102 perusahaan.

Nilai transaksi fintech tetap tinggi dengan CAGR 39 persen. Nilai Gross Transaction Value segmen digital payments Indonesia di tahun 2022 mencapai US$266 Miliar dan diproyeksikan mencapai US$421 Miliar pada 2025 dengan CAGR 17 persen.

Untuk mengoptimalkan trend ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang relevan. Oleh sebab itulah, Alipay dan International Finance Corporation (IFC), anggota World Bank Group, memperkenalkan platform pembelajaran fintech global bernama 10×1000 Tech for Inclusion, pada 2018.

Platform 10×1000 Tech for Inclusion baru-baru ini ini mengumumkan bahwa pada tahun 2022, sebanyak 1.741 pembelajar telah mendapat sertifikat dan menyelesaikan Fintech Foundation Program dan Fintech Leadership Program, meningkat lebih dari 63% dari tahun sebelumnya.

Para pembelajar itu sebagian besar berasal dari lima negara, yaitu Indonesia, Filipina, China, Thailand, dan Pakistan. Sebanyak lebih dari 250 pembelajar berasal dari Indonesia. Persentase pembelajar perempuan yang mendapatkan sertifikat mencapai 48% dan lebih dari 20% pembelajar berasal dari segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Mengenai keberhasilan program itu pada tahun 2022, Jennifer Tan, Program Head 10×1000, mengatakan: “Program pembelajaran 10×1000 diluncurkan pada tahun 2021. Pada akhir 2022, total jumlah alumninya telah mencapai 2.808 orang, yang berasal dari 92 negara dan kawasan. Kami percaya bahwa kurikulum yang benar-benar global adalah inti ini dan keunggulan unik dari program, sehingga telah menarik minat dan keterlibatan komunitas pembelajar yang kuat dari seluruh dunia. Kami tidak mungkin mencapai semua itu tanpa dukungan dari para pengajar dan mitra di seluruh dunia.”

“Kami bangga telah melibatkan lebih dari 40 pakar dan ilmuwan dari sekitar 20 negara dan kawasan yang berpartisipasi dalam membuat kurikulum. Bersama-sama, mereka telah menyumbangkan kepakaran dan pelajaran dari praktik nyata untuk meningkatkan mindset, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memperlengkapi para pembelajar kami menjadi pemimpin generasi masa depan dalam ekonomi digital,” ucap Jennifer Tan menambahkan.

Program ini juga memberikan penghargaan “2022 10×1000 Inclusion Awards” kepada tiga partner 10×1000, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Fintech Alliance.ph, dan Jokkolabs, atas kontribusi mereka dalam membuat program ini menjadi lebih inklusif.

Fintech Alliance.ph dari Filipina telah merekrut 573 pembelajar yang menyelesaikan pendidikan mereka pada 2022, dengan 356 orang di antaranya adalah perempuan. Jokkolabs meluncurkan Fintech Foundation Program di Prancis untuk melayani para pembelajar dari Afrika. Pada tahun 2022, sebanyak 60 orang pembelajar berbahasa Prancis dari total 17 negara dan kawasan di Afrika telah menyelesaikan program tersebut. Adapun Kementerian Kominfo menghasilkan 224 lulusan dari 205 organisasi, dengan 72 di antaranya berasal dari segmen UMKM.

Terkait kolaborasi dan pencapaian program ini pada 2022, Said Mirza Pahlevi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) SDPPPI, Badan Litbang SDM, Kementerian Kominfo RI, mengatakan: “Ini adalah sesuatu yang hanya dapat dicapai melalui kerja sama yang baik antara Kominfo, Ant Group, program 10×1000 Tech for Inclusion dan juga para alumni program ini. Kominfo fokus pada upaya untuk membantu usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) memasuki pasar digital. Sebelum pandemi jumlah UMKM yang masuk ke pasar digital sekitar 9 juta dari total 64 juta, dan sekarang sudah mencapai 21 juta. Kami menargetkan 30 juta di tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, kami tidak hanya membutuhkan upaya besar, tetapi juga kerja sama dari semua elemen, pemerintah dan sektor publik dan swasta lainnya, oleh karena itu kami sangat menghargai upaya dan kerja sama dari Ant Group, 10×1000 Tech for Inclusion dan juga para alumni selama pembelajaran pada tahun 2022. Dan kami berharap kerjasama seperti ini dapat terus meningkat di tahun-tahun mendatang.”

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.