Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi bumi dan matahari (Foto: Arek Socha/Pixabay)

Bumi di Titik Terjauh dari Matahari, Tapi Kok Panas Sekali Akhir-Akhir Ini?

Suhu permukaan di beberapa negara terasa lebih panas akhir-akhir ini. Bahkan Tembok Besar China menjadi sepi karena sedikit orang yang berkunjung ke sana gara-gara suhu yang mencapai 40 derajat celcius pada siang hari. Udara panas menyebabkan kebakaran hutan yang hebat di Kanada.

Seperti dilansir kantor berita Associated Press, suhu rata-rata Bumi mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 3 Juli dan kemudian pecah rekor lagi pada dua hari berturut-turut. Data dari Climate Reanalyzer Universitas Maine mendapati suhu global pada 3 Juli mencapai rekor 17,01 derajat Celcius dan kemudian melampaui pada 4 Juli, naik ke 17,23 derajat Celcius.

Anehnya, suhu Bumi yang tinggi terjadi justru ketika Bumi berada di titik terjauh dari Matahari. Ini adalah fenomena tahunan yang disebut dengan istilah aphelion, berasal dari kata Yunani “apo” (jauh) dan “helios” (matahari).

Dilansir dari Live Science, para astronom menyebut jarak rata-rata Bumi-Matahari sebagai satu unit astronomi (AU), yaitu kira-kira 93 juta mil (150 juta kilometer). Namun, dengan orbit Bumi yang berbentuk agak elips saat mengelilingi matahari berarti bahwa setiap tahun, ada satu hari saat Bumi paling dekat dengan matahari (perihelion) dan satu hari saat paling jauh dari matahari (aphelion).

Untuk tahun 2023 ini, perihelion terjadi pada 4 Januari, saat Bumi berjarak 0,98 AU dari matahari. Pada 6 Juli, di aphelion, Bumi akan berjarak 1,01 AU dari matahari.

Perihelion dan aphelion pertama kali diamati oleh astronomer dari abad ke-17, Johannes Kepler, yang menemukan bahwa planet-planet memiliki orbit yang eliptikal terhadap Matahari. Dia mencatat bahwa sebuah planet bergerak paling cepat saat berada di perihelion dan paling lambat di aphelion. Ini membuat musim panas di Belahan Bumi Utara beberapa hari lebih lama daripada musim panas di Belahan Bumi Selatan.

Meskipun perbedaan antara perihelion dan aphelion bisa mencapai jutaan mil, pengaruhnya sangat kecil terhadap suhu di Bumi. Penyebab terjadinya musim adalah kemiringan sumbu Bumi sebesar 23,5 derajat, yang berarti matahari bersinar pada garis lintang yang berbeda pada sudut yang berbeda sepanjang tahun.
Kemiringan aksial itulah yang menyebabkan musim. Pada bulan Juli, Belahan Bumi Utara miring ke arah matahari, menerima sorotan penuh dari Matahari di musim panas. Sementara itu, Belahan Bumi Selatan miring menjauhi matahari, dan hari-hari di sana lebih pendek dan lebih dingin.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.