Press "Enter" to skip to content
Henrietta Lacks. (Foto: Kadir Nelson/Smithsonian National Portrait Gallery/Science Alert)

Henrietta Lacks, Sosok yang Selnya Dipakai Bikin Vaksin Polio Tanpa Izin

Tanpa selnya yang diambil tanpa izin pada tahun 1951, mungkin penyakit polio masih menjadi monok menakutkan. Tapi selama bertahun-tahun Henrietta Lacks maupun keluarganya tak pernah mendapatkan apa yang menjadi haknya. Padahal vaksin yang dihasilkan dari selnya sudah digunakan di seluruh dunia.

Henrietta Lacks adalah seorang ibu dari lima orang anak yang meninggal karena kanker serviks pada tanggal 4 Oktober 1951, saat usianya baru menginjak 31 tahun.

Petani tembakau keturunan Afro-Amerika itu dirawat di Rumah Sakit John Hopkins. Saat dirawat, dua sampel serviksnya diambil, yaitu bagian yang sehat dan bagian yang terkena kanker, tanpa seizin atau sepengetahuannya.

Sel-sel ini diberikan kepada Dr George Otto Gey, yang menemukan bahwa sel tersebut dapat melakukan sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya pada sel manusia, tetap hidup dan terus berkembang tanpa batas. Sebelumnya, sel yang dikultur hanya bertahan beberapa hari di laboratorium.

Gey mampu mengisolasi satu sel tertentu dan mulai mengembangkan lini sel abadi pertama, yang ia beri nama HeLa. Sejak saat itu, sel-sel ini telah dipaparkan ke racun, virus, dan radiasi, dikirim ke luar angkasa, dan direplikasi berkali-kali.

Sel-sel itu juga terlibat dalam ribuan terobosan medis dan membantu mengembangkan vaksin polio, kloning, dan pemetaan gen. Sampai tahun 2014, para ilmuwan telah menumbuhkan sekitar 20 ton sel HeLa, dan terdapat hampir 11.000 paten yang melibatkan sel HeLa.

Seorang peneliti memperkirakan bahwa jika kamu meletakkan semua sel HeLa yang ada dari ujung ke ujung, sel tersebut akan membungkus planet ini setidaknya tiga kali. Pada tahun 2010, satu tabung sel HeLa dijual dengan harga sekitar US$260.

Ironisnya, keluarga Henrietta tidak pernah mendapatkan kompensasi atas donasi yang diberikannya dan sebagian besar dari mereka tidak memiliki asuransi kesehatan.

Jurnalis Rebecca Skloot lalu menulis sebuah buku yang kemudian laris manis, yaitu The Immortal Life of Henrietta Lacks, buku yang bercerita tentang masalah ini pada tahun 2010.

Setelah membacanya, Dr Roland Pattillo dari Morehouse School of Medicine di AS menyumbangkan nisan untuk Lacks. Selama beberapa dekade, makamnya tidak diberi tanda.

Nisan yang berbentuk seperti buku itu bertuliskan:

Henrietta Lacks,
01 Agustus 1920 – 04 Oktober 1951.
Untuk mengenang seorang wanita fenomenal, istri dan ibu yang menyentuh kehidupan banyak orang.
Di sinilah terbaring Henrietta Lacks (HeLa). Sel-selnya yang abadi akan terus membantu umat manusia selamanya.
Cinta dan Kekaguman Abadi, Dari Keluargamu
Terima kasih, Henrietta.

Menyusul publikasi itu, minggu ini, akhirnya keluarga Henrietta Lacks berhasil mencapai kesepakatan dengan perusahaan berbasis di Massachusetts, Thermo Fisher Scientific, atas penggunaan sel secara komersial, yang dinamai sel HeLa sesuai dengan huruf pertama nama Henrietta Lacks.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.