Press "Enter" to skip to content

Kriptografi Post-Quantum, Menangkal Ancaman Nyata Komputasi Kuantum

Berbagai pengguna platform kriptografi kini sedang siap-siap untuk bertransisi ke post-quantum, keadaan di mana kekuatan komputasi mengalami peningkatan dramatis untuk menghadapi serangan komputer kuantum.

Kriptografi adalah teknik mengamankan informasi dan komunikasi melalui penggunaan kode sehingga hanya orang yang menerima informasi tersebut yang dapat memahami dan memprosesnya. Sehingga mencegah akses tidak sah terhadap informasi tersebut.

Dalam kriptografi, kriptografi post-quantum mengacu pada algoritma kriptografi yang dianggap aman terhadap serangan kriptanalitik oleh komputer kuantum, sistem komputer yang memanfaatkan sifat unik mekanika kuantum sehingga mampu melakukan perhitungan rumit dengan lebih cepat dibandingkan komputer biner klasik. Untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan serangan dari komputer yang canggih ini dikembangkanlah kriptografi post-quantum.

“Sebagai penyedia software open source untuk enterprise, Red Hat mempunyai posisi yang unik dalam membantu mempersiapkan berbagai pengguna platform kriptografi yang embedded untuk bertransisi ke dunia post-quantum ini,” kata Michael Epley, Chief Architect & Security Strategist, Red Hat.

Epley menjelaskan, bahaya jatuhnya data terenkripsi ke tangan yang salah benar-benar nyata. Pelaku kejahatan ingin mengambil informasi penting untuk melakukan dekripsi dan eksploitasi di masa depan. Sistem kriptografi saat ini, seperti RSA, mengandalkan faktorisasi prima atau sistem matematika lain yang bekerja baik dengan kemampuan komputasi saat ini, namun tidak dengan ancaman komputer kuantum.

Semua jenis sistem informasi sangat rentan terhadap Cryptographically Relevant Quantum Computer (CRQC). Salah satu risiko terbesar yang ditimbulkan dari pergeseran ke komputasi kuantum adalah terkikisnya kepercayaan terhadap platform komputasi, yang makin ke sini terasa semakin ketinggalan zaman. Sementara elemen serangan terus berevolusi makin canggih.

“Jalan keluarnya, beralih ke kriptografi post-quantum. Dunia harus menganalisa dan, jika perlu, mengganti cryptosystem yang rentan dengan alternatif post-quantum,” ujar Epley.

Red Hat mengenali kebutuhan ini dan sudah bekerja sama dengan organisasi terkemuka seperti NIST dan IBM untuk membuat standar dan mengimplementasikan enkripsi post-quantum.

Berbeda dengan komputer kuantum powerful yang masih dalam pengembangan, kriptografi post-quantum kini sudah tersedia untuk melindungi data dengan lebih baik dari ancaman yang ada pada saat ini dan di masa depan.

Tapi migrasi ke kriptografi post-quantum membutuhkan perencanaan dan eksekusi yang cermat. Epley mengatakan Red Hat berfokus untuk mengatasi tantangan-tantangan ini secara langsung karena dampaknya yang besar terhadap IT.

“Pendekatan kami tidak berbeda dalam hal keamanan siber di dunia post-quantum. Kami sudah memperbarui standar dan teknologi yang berdekatan dan menyiapkan sistem operasi generasi baru dan platform berlapis untuk mendukung dan menawarkan kriptografi post-quantum. Dengan Red Hat, Anda bisa menavigasi transisi rumit menuju dunia yang quantum-ready dengan sedikit disrupsi sekaligus mendapatkan postur keamanan yang lebih kuat untuk mengatasi tantangan-tantangan baru tersebut,” ucap Epley.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.