Press "Enter" to skip to content
Ilustrasi makam (FotoL Wälz/Pixabay)

Sejak Kapan Manusia Mulai Menguburkan Orang Mati

Pada zaman sekarang, penguburan orang yang sudah meninggal adalah praktik yang umum saja. Tapi kalau ingin melihat jauh ke belakang, sebenarnya sejak kapan manusia menguburkan orang mati?

Sebenarnya tidak ada jawaban yang pasti. Namun, kalau mau mengacu pada bukti paling awal, maka kita bisa merujuk ke masa Paleolitik Tengah, yaitu sekitar 300.000 hingga 30.000 tahun yang lalu.

“Setidaknya 120.000 tahun yang lalu kita memiliki apa yang kita yakini sebagai jasad manusia yang sengaja dikubur,” kata Mary Stiner, seorang profesor antropologi di University of Arizona, kepada Live Science.

Stiner tidak mengesampingkan potensi adanya pemakaman yang lebih tua. Namun contoh awal yang paling meyakinkan tentang manusia modern (Homo sapiens) yang menguburkan Homo sapiens lain berasal dari masa Paleolitik Tengah.

Memang ada beberapa penelitian kontroversial yang menyatakan bahwa kerabat manusia yang telah punah menguburkan mayat sesama mereka sekitar 300.000 tahun yang lalu di tempat yang sekarang disebut Afrika Selatan. Namun hal ini masih diperdebatkan dalam komunitas ilmiah.

Pemakaman manusia modern paling awal yang diketahui dari 120.000 tahun yang lalu, di gua-gua seperti Gua Qafzeh di tempat yang sekarang disebut Israel. Ada juga bukti penguburan Neanderthal di gua yang sama yang berasal dari 115.000 tahun yang lalu. Stiner mengatakan bahwa orang banyak menggunakan gua selama Paleolitik Tengah, di mana mereka tinggal di sana, makan dan bersosialisasi di dalamnya.

Para peneliti seperti Stiner meyakini bahwa penguburan dalam gua purba ini merupakan tindakan yang disengaja, bukan gara-gara peristiwa alam seperti runtuhnya gua. Sebab, tulang-tulang diposisikan dalam posisi kematian seperti posisi janin, bersama dengan benda-benda manusia, dan dalam beberapa kasus, terbukti bahwa endapan sedimen yang lebih tua digali agar penguburan dapat dilakukan.

Asal-usul penguburan tidak sepenuhnya dipahami. Tapi manusia purba pasti memiliki banyak alasan untuk membuang mayat mereka yang sudah mati, baik di dalam maupun di luar gua. “Manusia dan banyak hewan lain tak suka dengan pembusukan,” kata Trish Biers, kurator Laboratorium Duckworth di Pusat Studi Evolusi Manusia di Universitas Cambridge, kepada Live Science.

Manusia pasti membutuhkan cara untuk menangani mayat ketika mereka membusuk, mulai berbau dan mengundang lalat, patogen, dan pemulung. Awalnya, penguburan atau bentuk lain dari pembuangan mayat mungkin hanya berurusan dengan aspek-aspek praktis dari kematian ini, dan kemudian menjadi lebih maju.

Pergeseran ke arah pemakaman yang semakin kompleks tidak selalu linier. Sebuah studi yang diterbitkan dalam “The Oxford Handbook of the Archaeology of Death and Burial” (Oxford University Press, 2013) menemukan bahwa pemakaman yang rumit di Eurasia datang dan pergi pada masa Paleolitik Atas (45.000 hingga 10.000 tahun yang lalu), dan pemakaman sebagian besar masih sangat sederhana, berisi benda-benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Para penulis studi Eurasia juga menulis bahwa sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti tentang sifat dan makna di balik pemakaman Paleolitik Atas karena relatif sedikit yang telah ditemukan. Selain itu, pemakaman kuno bervariasi di setiap wilayah.

Menurut Biers, cara orang menguburkan orang yang meninggal akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk lingkungan dan bahan yang tersedia. Tindakan kremasi baru muncul belakangan. Yang tertua adalah yang dikenal sebagai Mungo Lady, berasal dari sekitar 40.000 tahun yang lalu di Australia.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.