Kementerian Kesehatan baru-baru ini mengabarkan bahwa penyakit cacar monyet atau Mpox kemungkinan bisa menginfeksi 3.600 orang dalam setahun di Indonesia. Hal ini berdasarkan perhitungan ahli epidemiolog didasarkan pada populasi kunci yakni LSL dan orang dengan HIV, yang menjadi kelompok berisiko.
Kemenkes menyebut para epidemiolog menggunakan perhitungan yang didasarkan dengan tren kasus Mpox sebelumnya di Inggris. Estimasi mereka dalam setahun kasus Mpox di Indonesia bisa melampaui 3 ribu kasus.
Lalu, sebenarnya penyakit apa sih mpox ini?
Dilansir dari WHO, penyakit mpox, sebelumnya disebut monkeypox atau cacar monyet, disebabkan oleh virus monkeypox (biasa disingkat MPXV). Virus ini ditemukan di Denmark pada 1958, pada monyet yang dipelihara untuk penelitian.
Kasus mpox pada manusia yang pertama kali dilaporkan terjadi pada anak laki-laki berusia sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo pada 1970.
Mpox dapat menyebar dari orang ke orang atau kadang-kadang dari hewan ke manusia. Setelah pemberantasan penyakit cacar pada tahun 1980 dan berakhirnya vaksinasi cacar di seluruh dunia, mpox masih muncul di Afrika tengah, timur dan barat. Wabah global terjadi pada tahun 2022–2023.
Sumber alami virus ini tidak diketahui. Sejumlah mamalia kecil seperti tupai dan monyet, diketahui rentan terkena penyakit ini.
Bagaimana penularannya?
Penularan mpox dari orang ke orang dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang menular atau lesi lain seperti di mulut atau alat kelamin, termasuk: tatap muka (berbicara atau bernapas), kulit-ke-kulit (sentuhan atau seks vagina/anal), mulut ke mulut (berciuman), kontak mulut ke kulit (seks oral atau mencium kulit), dan tetesan pernapasan atau aerosol jarak pendek dari kontak dekat yang berkepanjangan.
Virus kemudian masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, permukaan mukosa (misalnya mulut, faring, mata, genital, anorektal), atau melalui saluran pernapasan. Orang dengan banyak pasangan seksual mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Penularan mpox dari hewan ke manusia terjadi dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui gigitan atau cakaran, atau selama aktivitas seperti berburu, menguliti, menjebak, memasak, bermain dengan bangkai, atau memakan hewan.
Tingkat peredaran virus ini pada populasi hewan tidak sepenuhnya diketahui dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan.
Kita juga dapat tertular mpox dari benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau linen, melalui luka tajam di layanan kesehatan, atau di lingkungan komunitas seperti salon tato.
Lantas bagaimana tanda atau gejala kalau kita terkena mpox?
Mpox menyebabkan tanda dan gejala yang biasanya dimulai dalam waktu seminggu tetapi dapat muncul 1–21 hari setelah terpapar. Gejala biasanya berlangsung selama 2-4 minggu, namun bisa bertahan lebih lama pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Gejala umum: ruam, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Bagi sebagian orang, gejala pertama mpox adalah ruam, sementara yang lain mungkin memiliki gejala berbeda pada awalnya. Ruam dimulai sebagai luka datar yang berkembang menjadi lepuh berisi cairan dan mungkin terasa gatal atau nyeri. Saat ruam sembuh, lesi mengering, mengeras, dan rontok.
Beberapa orang mungkin memiliki satu atau beberapa lesi kulit dan yang lainnya memiliki ratusan atau lebih. Ini dapat muncul di mana saja di tubuh seperti: telapak tangan dan telapak kaki; wajah, mulut dan tenggorokan; daerah selangkangan dan genital; dubur. Beberapa orang juga mengalami pembengkakan rektum yang menyakitkan atau nyeri dan kesulitan saat buang air kecil.
Mengidentifikasi mpox bisa jadi sulit karena infeksi dan kondisi lain mungkin terlihat serupa. Penting untuk membedakan mpox dari cacar air, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, herpes, sifilis, infeksi menular seksual lainnya, dan alergi terkait obat.
Seseorang dengan mpox mungkin juga menderita infeksi menular seksual lainnya seperti herpes. Alternatifnya, anak yang diduga mpox mungkin juga terkena cacar air. Oleh karena itu, pengujian adalah kunci bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan sedini mungkin dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Untuk pengobatannya, ditujukan untuk mengatasi ruam, mengatasi rasa sakit, dan mencegah komplikasi. Mendapatkan vaksin mpox juga dapat membantu mencegah infeksi. Vaksin harus diberikan dalam waktu 4 hari setelah kontak dengan penderita mpox (atau dalam waktu hingga 14 hari jika tidak ada gejala).
Bagaimana mencegah penularannya?
Untuk mencegah kamu terkena penyakit ini, tinggallah di rumah dan di kamar jika memungkinkan. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer, terutama sebelum atau sesudah menyentuh luka. Jangan lupa kenakan masker dan tutupi lesi saat berada di sekitar orang lain hingga ruam kamu sembuh.
Kamu juga perlu menjaga kulit tetap kering dan terbuka (kecuali jika berada di ruangan bersama orang lain). Hindari menyentuh barang-barang di ruang bersama dan sering-seringlah mendisinfeksi ruang bersama. Gunakan obat kumur air asin untuk luka di mulut. Mandi air hangat dengan soda kue atau garam Epsom untuk mengatasi luka di tubuh. Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol (asetaminofen) atau ibuprofen.
Be First to Comment