Kita sudah memasuki tahun 2024 dan tahun ini adalah tahun kabisat karena pada tahun ini, pada bulan Februari ada tambahan satu hari yang disebut hari kabisat yaitu tanggal 29 Februari.
Tahun kabisat terjadi saban empat tahun dalam kalender Gregorian.
Dilansir dari Live Science, nama “kabisat” atau “leap” dalam bahasa Inggris, berasal dari fakta bahwa mulai Maret dan seterusnya, setiap tanggal pada sebuah tahun kabisat maju satu hari dari tahun sebelumya. Misalnya, kalau pada 1 Maret 2023 adalah hari Rabu, maka pada tahun 2024 tanggal 1 Maret akan jatuh pada hari Jumat. Biasanya, tanggal yang sama pada tahun non-kabisat hanya maju satu hari. Tapi pada tahun kabisat, majunya jadi ekstra satu hari lagi.
Kalender lain, seperti kalender Ibrani, Kalender Islam, Kalender China, bahkan kalender Etiopia, juga punya tahun kabisatnya sendiri. Tapi tidak terjadi saban 4 tahun dan sering berbeda-beda.
Lantas apa gunanya tahun kabisat? Sepintas kamu mungkin bertanya, buat apa repot-repot bikin penanggalan macam itu? Bikin saja sama semua setiap tahun.
Tapi tahun kabisat itu sangat penting. Tahun kabisat ada sebab satu tahun dalam kalender Gregorian sedikit lebih pendek daripada tahun matahari atau tahun tropis, yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk mengorbit Matahari sepenuhnya satu kali. Satu tahun kalender Gregorian itu tepat 365 hari, tapi satu tahun matahari kira-kira panjangnya 365,24 hari atau tepatnya 365 hari 5 jam 48 menit dan 56 detik.
Jika perbedaan ini diabaikan, maka dalam setiap tahun yang kita jalani, jarak antara awal tahun kalender dan awal tahun matahari akan bertambah 5 jam 48 menit 56 detik. Seiring waktu, ini akan menggeser waktu terjadinya musim. Misalnya, jika kita tak memakai sistem tahun kabisat, maka dalam waktu sekitar 700 tahun, musim panas di belahan bumi utara akan dimulai bulan Desember, bukan pada bulan Juni.
Menambahkan hari kabisat setiap tahun keempat (yakni tanggal 29 Februari) akan menghilangkan sebagian besar masalah ini karena panjang hari tambahan hampir sama dengan selisih yang terakumulasi selama waktu tersebut.
Walau begitu, sistem kabisat memang masih tidak sempurna betul. Kita masih punya tambahan sekitar 44 menit setiap empat tahun atau satu hari setiap 129 tahun. Makanya untuk mengatasi masalah ini, kita melewatkan tahun kabisat setiap seratus tahun kecuali tahun kabisat yang habis dibagi 400, seperti tahun 1600 dan 2000.
Namun secara keseluruhan, tahun kabisat membuat kalender Gregorian tetap sinkron dengan perjalanan waktu Bumi mengelilingi matahari.
Be First to Comment