Press "Enter" to skip to content

Micro Plastic dan Horor yang Ditimbulkannya di Laut

Lagi ramai soal micro plastic yang diduga ditemukan dalam air minuman kemasan dari sejumlah merek terkenal. Tapi tahukah kamu, micro plastic tak hanya bikin kita merasa horor saat minum. Micro plastic juga termasuk ‘monster’ baru di laut kita.

Menurut data, setiap tahun manusia memproduksi 78 juta ton plastik. Sampahnya, hanya 2 persen yang didaur ulang, 40 persen dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir, dan 32 persen mencemari ekosistem, termasuk di dalamnya lautan. Saat masuk ke laut, ukuran sampah plastik pun berubah sampai lebih kecil dari 5 milimeter.

Sampah plastik berukuran kecil inilah yang disebut micro plastic dan ini adalah sampah yang berbahaya. “Bahkan ada yang ukurannya di bawah 1 mm sampai yang berukuran nano, seperti sel darah, sampah ini diduga bisa mengubah perilaku ikan saat dimakan ikan,” tutur Muhammad Reza Cordova, peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, baru-baru ini.
Reza menyebutkan, bahkan salah satu sumber micro plastic yang berbahaya adalah butir-butir scrub bila mengandung polyethylene dan unsur plastik lainnya. Apa sih Scrub itu? Kalian suka mandi atau mencuci muka dengan sabun atau pembersih yang katanya mengandung scrub? Nah, scrub dari sabun kita itu tidak lenyap, tapi terbuang jauh sampai ke laut.
Dampaknya, kata Reza, biota laut bisa memakan micro plastic yang membahayakan. Menurut catatan Reza, biota laut yang memakan plastik antara lain penyu, ikan, kepiting, bahkan plankton pun kedapatan sudah mengonsumsi plastik. Bagi biota laut macam ikan, pada beberapa kasus plastik kedapatan telah menyebabkan tumor.
Bayangkan jika plankton yang mengandung plastik dimakan ikan, kemudian manusia memakan ikan itu, maka sama saja manusia memakan sampah plastiknya sendiri. Kamu makan sampahmu sendiri. Apalagi, jika plastik mengandung pencemar lain yang berbahaya macam logam berat, DDT, PCB, dan sebagainya.
Reza mengatakan, intensitas sampah plastik khususnya micro plastic di Indonesia memang belum sebesar negara-negara lain di dunia. Kisaran sampah micro plastic yang mengapung di Indonesia adalah 30-960 nMPS per liter. Masih lebih kecil bila dibandingkan dengan China, Amerika Serikat, Meksiko, dan sebagainya.
“Tapi apa kita mau membiarkannya begitu saja?” kata Reza, bertanya.
Untuk itu Reza dan tim dari Puslit Oseanografi LIPI akan melakukan kajian jangka pendek mengenai sampah laut, untuk meninjau jumlah, kategori, dan sumber sampah tersebut. Pada kajian jangka panjang, adalah penelitian mengenai micro plastic untuk mengetahui pengaruh micro plastic pada biota laut, ekosistem laut, hingga kesehatan manusia.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.