Press "Enter" to skip to content
Foto: Atep Maulana

Kukang Nyasar ke Rumah Warga di Sukabumi, Habitatnya Terganggu?

Warga Desa Neglasari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi menyerahkan secara sukarela hewan langka jenis primata kukang atau Nycticebus coucang/Javan slow loris kepada relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi, Jumat (25/5). Penyerahan tersebut dilakukan langsung di rumah warga tersebut.

“Awalnya saya menemukan hewan ini di pelataran rumah, saya tangkap dan disimpan di kandang bekas hewan ternak peliharaan saya. Khawatir ada apa apa, karena saya tahu hewan ini dilindungi. Saya langsung mencoba mencari kontak lembaga penyelamat satwa,” ujar Hendra Gunawan, sang penemu kukang.

Dia menduga kukang tersebut datang dari hutan yang berada di dekat rumahnya. Kedatangan hewan yang di ambang kepunahan itu diduga akibat kekurangan makanan di habitatnya.

“Kemungkinan habitatnya di hutan telah terganggu karena di sebelahnya terdapat pabrik industri semen terbesar di Sukabumi sehingga keberadaannya terancam dan lari ke rumah warga,” ucapnya. “Sudah dua kali saya melihat kukang di sekitar rumah. Cuma baru kali ini yang dekat dengan rumah.”

Kepala Markas PMI Kabupaten Sukabumi Budiharto mengatakan, sudah empat kali dirinya menerima kukang dari temuan masyarakat. Hal itu menandakan habitat kukang di Kabupaten Sukabumi masih ada, walaupun sudah mulai terganggu.

Menurutnya, kukang yang ditemukan kali ini jenis yang sangat langka dan termasuk Apendik 1 Cites. Artinya spesies ini terlarang untuk diperdagangkan dalam segala bentuknya.

“Memang akhir-akhir ini PMI bekerja sama dengan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Nyalindung sedang gencar melakukan kampanye untuk penyelamatan satwa yang dilindungi. Makanya tidak sedikit warga yang masih memelihara satwa yang dilindungi menyerahkan secara sukarela kepada para relawan PMI,” ungkap Budi.

Kukang tersebut akan dibawa ke Pusat penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Nyalindung dan akan langsung dilakukan pengecekan kesehatannya. Apalagi secara pemeriksaan fisik terdapat luka di jari-jarinya. Apabila lulus cek kesehatan, akan dilepasliarkan lagi.

Budi mengimbau masyarakat untuk tidak menangkap ataupun menembak satwa langka. Bahkan jangan menjual satwa dilindungi. “Apabila menemukan, segera lapor kepada kami. Nanti kami akan merehabilitasinya hingga melepasliarkan,” pungkasnya

Kontributor: Atep Maulana

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.