Tahukah kalian padang lamun alias seagrass bed? Kalau kita bicara kawasan pesisir, padang lamun ini adalah satu dari tiga ekosistem yang penting, selain terumbu karang dan bakau alias mangrove. Sayangnya, padang lamun di Indonesia masih kurang banyak diperhatikan nih, padahal potensi ekonomi dan ekologinya besar banget.
Padang lamun adalah penyaring polutan dari daratan sebelum masuk ke ekosistem terumbu karang. Padang lamun juga menjadi habitat komoditas hasil laut bernilai ekonomi tinggi seperti ikan baronang dan rajungan.
Padang lamun juga menjadi habitat dugong, mamalia laut yang kini berada dalam status dilindungi karena terancam kepunahan. Dugong menghabiskan waktu sekitar 10 jam dalam sehari untuk merumput di padang lamun. Spesies lamun Halodule dan Halophila adalah sumber makanan dugong yang bisa menghabiskan sampai 30 kilogram dalam sehari.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Zainal Arifin, mengatakan dari hasil verifikasi luasan padang lamun Indonesia yang dilakukan Tim Wali Data Lamun Indonesia yang dipimpin oleh LIPI, menunjukkan Indonesia setidaknya memiliki padang lamun seluas 292 ribu hektare. Ini yang terluas di Asia Tenggara.
Kepala Pusat Penelitian Osenaografi LIPI, Dirhamsyah menjelaskan, informasi luasan padang lamun dapat memberikan indikasi kondisi dan potensi lamun secara menyeluruh. “Jika terjadi penurunan, ini menunjukkan adanya tekanan atau ancaman pada ekosistem tersebut. Sebaliknya jika luasannya stabil atau naik, ini menunjukkan peluang padang lamun untuk lestari semakin tinggi,” ujarnya.
Peneliti stok karbon Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Aan J. Wahyudi mengatakan padang lamun seluas 150.693,16 hektare di Indonesia mampu menyerap karbon sebesar 992,67 kilo ton per tahun. Jika disetarakan sama dengan 3,64 mega ton karbondioksida per tahun. Ekosistem padang lamun mampu menyerap dan menyimpan karbon baik di dalam vegetasi maupun di dalam substrat tempat lamun tumbuh. “Indonesia memiliki potensi cadangan dan serapan yang cukup besar,” tuturnya.
Agar padang lamun tetap mampu memberikan manfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan, upaya konservasi padang lamun harus mampu mencegah aktivitas yang mengancam kelestariannya. “Kegiatan transplantasi lamun dapat dilakukan untuk memulihkan padang lamun yang telah hilang atau rusak dan menciptakan areal padang lamun yang baru,” kata peneliti padang lamun Pusat Penelitian Oseanografi, Nurul Dhewani Mirah Sjafrie.
Be First to Comment